Selasa, 27 Januari 2015

Maaf

Mungkin ku tak berani tuk katakan ku cinta kamu
Ku hanya orang bodoh yang memedam rasa tanpa kuungkapkan
Muak itu mungkin ada dibenakmu
Kesal menunggu itu juga mungkin terlintas dipikiranmu

Maafkan ku bila ku hanya hadir tuk mengganggu hidupmu saja...
Mungkin ini tak bisa tuk berlanjut,maaf buatmu kecewa sungguh ki minta maaf
Bodohnya diriku buatmu menangis,tapi disini kujuga menangisinya

Berdoa untukku kata yang sangat berharga dan kusenang mendengarnya
Ku juga berdoa untuk hidup yang kan kau jalani mungkin tanpaku disisiku

Maaf,maaf,maaf beribu kata maaf mungkin tak cukup tuk membayar luka yang ku torehkan dihatimu

Sabtu, 27 Desember 2014

Agen of Change dan Social Control

Rasa Kebersyukuran Sebagai Langkah Awal Upaya Revitalisasi Peran Mahasiswa Sebagai Agen of Change dan Social Control
Indonesia saat ini sedang dihadapi dengan problematika yang sangat rumit di segala bidang baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, moral dsb. Misalnya dalam bidang ekonomi seperti masih tingginya angka kemiskinan, korupsi merajalela, dilanjutkan lagi dalam bidang pendidikan seperti pendidikan yang tidak merata, banyaknya tawuran antar pelajar, dan pada bidang sosial seperti perang saudara, kriminalitas, dll. Serta yang paling krusial adalah demoralisasi yang terjadi di kalangan masyarakat baik di kalangan pejabat tinggi, wakil rakyat, mahasiswa, pelajar SMA bahkan pelajar SMP dan SD pun mengalami krisis moral tersebut. Sungguh dramatis dan miris sekali jika kita lihat sekarang di hampir semua layar kaca dan media informasi lain yang menayangkan bagaimana krisis moral ini sudah menular dan menggrogoti semua lapisan masyarakat dari para petinggi negara hingga para pemuda yang akan menjadi penerus bangsa di kemudian hari.
Demoralisasi tidak dipungkiri telah memasuki ranah mahasiswa, banyak kasus penyimpangan moral yang telah dilakukan mahasiswa seperti banyaknya masalah video porno, anarkisme, narkoba, seks bebas, dsb. Sedangkan kita tahu bahwa mahasiswa telah disiapkan menjadi penerus bangsa yang akan membangun, melanjutkan, dan memajukan bangsa indonesia kelak di masa depan. Mahasiswa lah yang menjadi bibit-bibit pejuang selanjutnya yang menjadi Agen of Change di segala bidang dan menjadi Social Control yang akan terus menjunjung tinggi keterbukaan dan transparansi dalam melaksanakan pemerintahan agar lebih mensejahterakan rakyatnya dan meminimalisir tingkat penyelewengan di tingkat aparatur negara.
Globalisasi adalah salah satu hal yang telah membentuk dan mencetak generasi muda di masa depan. Dengan adanya globalisasi dan banyaknya teknologi canggih yang ada dan mudahnya mengakses internet menjadi jalan mulus semakin tingginya demoralisasi mahasiswa.
Penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan sedikit kontribusi terhadap upaya untuk merevitalisasi peran mahasiswa sebagai Agen of Change dan Social Control. Revitalisasi disini maksudnya adalah proses dan bagaimana cara kita mengoptimalkan kembali peran mahasiswa tersebut, dimana kita ketahui bahwa peran tersebut sedikit demi sedikit mengalami degradasi jika dibandingkan dengan mahasiswa pada zaman sebelum dan awal kemerdekaan, diawal kemerdekaan mahasiswa menjadi penggerak perubahan yang semula Indonesia menjadi negara jajahan banyak negara hingga menjadi negara merdeka hingga saat ini. Dan pada masa awal kemerdekaan dan orde baru menjadi Social Control bagi pemerintah yang tidak transparansi dan tidak adil dalam memegang amanah rakyat.
Untuk itu penulis ingin memberikan sebuah alternatif sederhana cara atau upaya untuk mengembalikan itu semua yaitu dengan rasa kebersyukuran sebagai langkah awal mahasiswa sebagai Agen of Change dan Social Control yang baik dan berkualitas. Mengapa rasa kebersyukuran? Karena sekarang ini kita tidak lagi menghadapi musuh dari luar yang berupa fisik tapi kita sedang menghadapi musuh dari dalam, yaitu diri sendiri dan nafsu. Syukur atau rasa kebersyukuran disini maksudnya adalah rasa terimakasih dan selalu merasa cukup terhadap apa yang dimilikinya dan yang tentunya telah didahului dengan usaha yang maksimal. Mahasiswa dengan rasa kebersyukuran pastinya di masa depan akan melahirkan para penerus bangsa yang bertanggung jawab dan tidak akan mudah menerima dan mengambil sesuatu yang tidak harus dimilikinya.
Mahasiswa yang sejak dini di tanamkan rasa kebersyukuran dan kelak akan menjadi pemimpin bangsa akan terus berusaha melakukan sesuatu dengan maksimal dan akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. Rasa kebersyukuran seperti pelengkap terhadap tingginya intelektualitas mahasiswa. Dengan adanya rasa kebersyukuran maka perubahan itu akan dengan sendirinya tumbuh baik dalam diri sendiri dan akan mengakibatkan perubahan dan manfaat pada orang lain dengan tidak menyelewengkan kekuasaan atau posisi yang sedang diduduki dan akan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Dengan adanya rasa kebersyukuran diharapkan mahasiswa bisa menjalankan perannya dengan baik dan optimal yaitu sebagai agen perubahan dan kontrol sosial dimasa sekarang maupun yang akan datang. Karena mahasiswa adalah warisan dan aset besar negara di masa depan.
Peran mahasiswa sebagai Agen of Change dan Social Control adalah perubahan menuju ke arah yang lebih baik dan akan memberikan manfaat serta menjadi pengontrol untuk dirinya sendiri, orang tua, teman-teman, orang-orang di sekitarnya dan untuk negara. Untuk diri sendiri manfaat sebagai Agen of Change adalah menjadikan kualitas diri semakin baik yaitu dengan rasa kebersyukuran, baik kualitas keimanan maupun hubungan sosial. Jadi, mahasiswa itu sebagai agen perubahan untuk dirinya terlebih dahulu baru terhadap yang hal lain, karena suatu perubahan itu tidak akan muncul sebelum kita sendir yang melakukannya. Karena dasar dari semua yang ada di dunia ini adalah manusia itu sendiri misalnya kecanggihan teknologi, itu semua dihasilkan dari potensi dasar yang telah diberikan oleh sang pencipta yaitu berupa akal dan otak yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Rasa kebersyukuran adalah satu cara meningktkan kualitas diri seseorang. Sedangkan sebagai social control adalah mahasiswa harus peka terhadap apa saja yang terjadi dalam dirnya terlebih lagi terhadap penyelewangan dan harus segera melakukan koreksi diri .
Untuk kedua orang tua, teman-teman, dan orang sekitar mahasiswa harus menjadi agen perubahan yang lebih tinggi tingkatannya dari penjelasan yang tadi, jadi mahasiswa itu selain harus memberikan manfaat untuk diri sendiri ia harus memberikan manfaat kepada orang-orang yang ada disekitarnya juga. Dan tentunya hal tersebut tidak bisa kita pisahkan dari rasa kebersyukuran. Mengapa? Karena rasa kebersyukuran akan menghindari kita dari konflik sosial ataupun kecemburuan sosial yang akan merusak hubungan antar sesama seperti dan pastinya jika tidak ada hubungan baik maka tidak akan ada saling memberikan manfaat. Sebagai social control di dalam keluarga atau orang-orang sekitar kita juga tetap harus tetap mengamati perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dan sebaiknya memberikan penyelesaian dan solusi yang baik jika ada suatu masalah.
Dan yang paling penting adalah peran mahasiswa sebagai Agen of Change untuk negara kita tercinta yaitu Indonesia. Peran mahasiswa sebagai Agen of Change sangat luas kajiannya, yaitu bisa agen perubahan dalam pendidikan, pembangunan ekonomi, pemberdayaan sosial, pengabdian masyarakat, dan masih banyak lagi. Jika dilihat lagi mahasiswa pada zaman sebelum dan sesudah kemerdekaan sangat jauh perbedaannya, selain sudah berbeda situasinya yang dahulunya melawan bangsa orang lain sedangkan sekarang melawan bangsa sendiri. Jadi peran mahasiswa disini adalah menanamkan dasar atau pondasi sebelum menjadi Agen of Change yaitu dengan rasa kebersyukuran. Untuk negara mahasiswa sebagai Social Control harus mampu bersikap kritis terhadap apa yang terjadi di pemerintahan, kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh aparat negara yang semula ingin mensejahterakan rakyat malah semakin menyengsarakan rakyat. Upaya kritis itu tidak hanya dengan melakukan aksi demonstrasi yang anarkis atau bakar ban yang membuat jalan macet berkilo-kilo tetapi bisa dilakukan dengan hal yang lebih positif misalnya menulis, bermusyawarah, atau dengan demonstrasi yang tidak memberikan masalah terhadap orang lain.
Penyebab peran mahasiswa tersebut tidak optimal menurut saya faktornya ada dua yaitu faktor internal dan external. Pertama, dari faktor Internal atau dalam diri mahasiswa itu sendiri adalah kurangnya rasa kesadaran yang dimiliki untuk melakukan perubahan pada diri sendirinya dahulu. Karena saya yakin tidak akan terjadi perubahan di sekeliling kita sebelum kita yang melakukan perubahan terlebih dahulu. Masih tingginya rasa apatis mahasiswa terhadap problematika negara saat ini. Dan masih banyaknya mahasiswa yang tidak tahu tujuannya untuk menjadi mahasiswa, masih banyak yang malas-malasan dalam kuliah karena jatah kuliah 75 % takut mubadzir katanya, dll. Dan yang kedua adalah faktor eksternal yaitu adanya globaliasasi dan modernisasi yaitu kemajuan teknologi, sifat konsumtif, informasi yang tidak dapat di saring, dampak negatif lainnya. Dengan adanya kemajuan teknologi ini kemudahan mengakses internet menjadi sarana terbuka lebar untuk membuka situs-situs yang tidak seharusnya menjadi konsumsi umum. Untuk itu rasa kebersyukuran disi sangatlah penting untuk menghindari hal-hal tersebut. Mahasiswa dengan rasa kebersyukuran akan selalu memikirkan apa yang telah ia dapatkan dan tidak sempat melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya.
Jadi, marilah kita sebagai penerus dan harapan bangsa di masa depan dapat menjadikan rasa kebersyukuran ini sebagai dasar dan pondasi dalam pengoptimalan peran mahasiswa sebagai Agen of Change dan Social Control yang baik dan berkualitas. Dan bayangkan apa yang terjadi jika semua pemerintah dan petinggi negara memiliki dasar yang baik dalam membangun bangsa? Tidak akan ada lagi masyarakat yang hidup dengan kemiskinan, memakan nasi basi yang dikeringkan dan banyak lagi hal-hal miris yang diakibatkan oleh para pemimpin negara yang tega mengambil hak yang bukan miliknya.



 
Eka Hikmah Arrajabah
Peran Mahasiswa sebagai
 Agent of Change
Setiap masyarakat pasti ingin negaranya menjadi negara maju dan terpandang dimata dunia. Karena itu masyarakat selalu menuntut perubahan, baik itu perubahan cepat (revolusi) maupun perubahan lambat (evolusi). Hal ini menyebabkan pemerintah selalu berusaha untuk memberikan perubahan sesuai keinginan masyarakat. Namun, tidak semua kebijakan dan hal-hal yang dilakukan pemerintah sesuai dengan keinginan masyarakat dan kondisi negara. Sehingga banyak diantara masyarakat yang merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah. Mahasiswa sebagai
agent of change
-lah yang mempunyai peranan besar dalam situasi seperti ini. Secara garis besar
agent of change
 atau agen perubahan adalah orang yang membantu terlaksananya perubahan sosial demi kemajuan bangsa dan negara. Namun membantu disini tidak asal membantu seperti menciptakan perubahan tanpa pikir panjang dan menjadi objek perubahan itu sendiri. Membantu disini harus diiringi dengan pikiran yang logis, bermoral, dan juga konkret. Agent of change juga harus memiliki sikap optimis demi terciptanya perubahan yang diharapkan. Mengapa harus mahasiswa yang bertindak sebagai
agent of change
? Ini karena mahasiswa merupakan kumpulan masyarakat aktif, maksudnya masyarakat dengan inspirasi tak terbatas dimana inpirasi-inspirasi tersebut masuk akal sehingga didengarkan oleh masyarakat umum. Dalam menyampaikan pendapat dan aspirasinya mahasiswa mempunyai caranya sendiri sehingga mudah dimengerti bahkan diterima oleh masyarakat umum. Maka dari itu tak jarang banyak masyarakat umum yang turut serta dalam ide-ide mahasiswa. Mahasiswa termasuk golongan orang-orang yang peka dan peduli terhadap keadaan bangsa. Mahasiswa belum memikirkan banyak hal seperti para pekerja lainnya yang memikirkan gaji mereka, keluarga mereka, masa tua mereka, dan masih banyak yang lainnya. Hanya ada satu
hal yang selalu para mahasiswa pikirkan, yaitu ‘nasib bangsa’. Mereka fok
us untuk terus berusaha melakukan yang terbaik bagi bangsa apalagi mengingat status mahasiswa sebagai
agent of change
 dan penerus bangsa. Selain sebagai pencipta inspirasi, mahasiswa juga merupakan pendengar dan penyampai aspirasi rakyat kepada pemerintah. Tak jarang mahasiswa selalu melakukan penuntutan-penuntutan terhadap perubahan demi terwujudnya bangsa yang sejahtera. Contohnya tuntutan yang dilakukan para mahasiswa tahun 1996 untuk menurunkan Presiden Soeharto dari jabtannya. Mereka melakukan aksinya tanpa rasa takut dan gentar karena mereka yakin apa yang mereka lakukan adalah benar dan selama itu demi kepentingan bangsa dan negara mereka tidak akan pernah menyerah.
 
Eka Hikmah Arrajabah Mahasiswa juga mempunyai sifat kritis terhadap pemerintah dan tidak mudah ditipu dengan janji-janji palsu dan tipu muslihat para pemimpin yang mempunyai ide yang tidak logis dn hanya mengutamakan kepentingan pribadinya. Dalam diri seorang mahasiswa terdapat sifat-sifat intelektualitas dalam berpikir dan merdeka serta berani menyatakan kebenaran apa adanya. Tidak seperti para pekerja yang takut dipecat jika mereka menyuarakan pemikiran mereka yang tidak sejalan dengan pemimpin mereka. Mahasiswa sebagai
agent of change
 diharapkan dapat memperjuangkan hak-hak raktyat miskin dan menjunjung kebenaran serta keadilan. Sebagai
agent of change
 mahasiswa harus bersifat objektif. Tidak dipengaruhi atau berpihak pada salah satu partai politik maupun lembaga masyarakat. Mahasiswa harus mengutamakan kepentingan bersama dalam hal ini bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan kelompok. Zaman sekarang ini banyak mahasiswa yang menyalah gunakan predikatnya sebagai
agent of change
. Mereka hanya melakukan demo-demo yang berujung pada kerusuhan. Bahkan tak sedikit dari mereka yang melakukan perusakan sarana-sarana publik saat demo. Padahal seharusnya mahasiswa menjadi penerus bangsa, bukan penghancur bangsa. Jika memang ingin bertindak sebagai
agent of change
 mereka tetap harus mengutamakan moral dan norma-norma yang ada. Jika mahasiswa yang dikenal sebagai agent of change malah melakukan pengerusakan, lalu apa yang akan dipikirkan oleh masyarakat? Apa yang akan dilakukan oleh masyarakat? Apa yang akan dilakukan oleh pemerintah? Bukannya Indonesia semakin maju alih-alih Indonesia malah semakin bobrok. Maka dari itu sebagai
agent of change
 mahasiswa harus memikirkan dan memandang semuanya dari berbagai aspek. Entah itu ekonomi, sosisal, budaya, ataupun aspek-aspek lainnya. Karena sebagai
agent of change
 mahasiswa berusaha merubah Indonesia dari segala bidang. Meskipun itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Karena perubahan adalah suatu proses bertahap sehingga tidak bisa langsung terlihat hasilnya.
Sumber :
Anonym. 2013.
Mahasiswa sebagai “Agent of Change” 
Diposkan oleh Wawang Putra Nova | Label: Ilmu, Mahasiswa, Opini, Pendidikan
undefined undefinedundefined

Indonesia, negeri yang elok dengan berbagai macam budaya, bahasa serta kekayaan alamnya memberikan pandangan tersendiri di mata dunia. Letak Indonesia yang sangat strategis, yaitu diantara dua benua dan diantara dua samudra membuatnya dijadikan sebagai jalur perdagangan dunia dimasa lampau. Hampir semua orang di penjuru dunia pernah datang dan singgah di Indonesia. Dan kekayaan Indonesia selalu menjadi kesan tersendiri bagi  orang asing yang pernah datang dan singgah. Hal ini menyebabkan Indonesia tidak dipandang sebelah mata oleh dunia.
Akan tetapi, dibalik kekayaan Indonesia yang dapat menyilaukan dunia, ternyata masih terdapat banyak kebobrokan moral para pemimpinnya. Mengingat Indonesia adalah negara yang sedang berkembang, negara dengan jumlah penduduk terpadat nomor empat di dunia yaitu dengan 200 juta lebih jiwa yang pastinya menjadi tantangan serius bagi pemerintah. Pemerintah dituntut untuk mensejahterahkan semua penduduknya, namun pada kenyataannya tidak semua penduduk sejahtera. Masih ada penduduk Indonesia yang hidup di bawah standar kelayakan.
Maka dari itu, untuk menghindari kebrobokan moral para pemimpin di masa mendatang, perlu adanya perubahan terutama pada kalangan pemuda calon pemimpin bangsa Indonesia. Dan dalam hal ini pun lebih dibebankan pada kalangan mahasiswa. Karena sebagai seorang pembelajar dan bagian dari  masyarakat, mahasiswa memiliki peran kompleks dan menyeluruh sehingga dikelompokkan dalam tiga fungsi, yaitu Agent of Change, Agent of Control, dan Iron Stock. Dengan fungsi tersebut, tentu saja tidak dapat dipungkiri bagaimana peran besar yang diemban mahasiswa untuk mewujudkan perubahan bangsa. Ide dan pemikiran cerdas seorang mahasiswa mampu merubah paradigma yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya terarah sesuai kepentingan bersama. Sikap kritis mahasiswa sering membuat perubahan besar dan membuat para pemimpin yang tidak berkompeten menjadi gerah dan cemas. Dan suatu hal yang menjadi kebanggaan mahasiswa adalah semangat membara untuk melakukan sebuah perubahan.
Mahasiswa sebagai Agent of Change artinya mahasiswa sebagai agen dari suatu  perubahan. Yaitu seorang pemuda yang harus memberikan kontribusi yang kongkret terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Pemuda harus menjadi garda terdepan dalam mendobrak setiap kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan yang berpihak pada rakyat kecil. Di lain hal mahasiswa bukan hanya sekedar agen perubahan, namun mahasiswa juga sepantasnya menjadi agen pemberdayaan setelah perubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik sebuah bangsa.
Sebagai Agent of Control mahasiswa dapat berperan sebagai elemen pengawal segala jenis kebijakan pemerintah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Mahasiswa juga dapat menjadi peran penting daam mendorong dan memaksa pemerintah dalam mewujudkan good governance dalam sistem pemerintah. Peran aktif mahasiswa sebagai pengawal dan pendorong good governance ini dilakukan dalam rangka menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Mahasiswa sebagai juga sebagai Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi sebelumnya. Mahasiswa segabai seorang calon pemimpin bangsa masa depan, menggantikan generasi yang telah ada dan melanjutkan tongkat estafet pembangunan dan perubahan. Mahasiswa juga harus memiliki sikap kepemimpinan, kemampuan memposisikan diri, dan interaksi lintas generasi dan sensitivitas yang tinggi.
Mahasiswa merupakan kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi di saat yang lain dalam usia yang sama masih bergelut dalam kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi. Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa. Berarti mahasiswa memiliki kemampuan akademik yang dapat diandalkan sebagai salah satu aset negara ini. Tapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas sosial yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan. Sehingga mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan sosial masyarakat.
Sebagai seorang generasi penerus, mahasiswa juga dituntut untuk mampu dan siap untuk berhadapan langsung di dalam masyarakat. Untuk itu, perlu diadakan wadah di wilayah kampus untuk mengimplementasikan ketiga fungsi mahasiswa di atas, serta untuk membangun mentalitas kepemimpinan mahasiswa. Misalnya, organisasi-organisasi di dalam kampus tempat mahasiswa belajar. Selain itu juga dengan gerakan-gerakan pengabdian masyarakat. Sehingga mahasiswa akan terbangun mentalnya sedikit demi sedikit dan mahasiswa pun telah siap untuk terjun di dalam masyarakat.
Idealnya, mahasiswa menjadi panutan dalam masyarakat berlandaskan dengan pengetahuannya, tingkat pendidikannya, norma yang berlaku di sekitarnya, serta pola berpikirnya. Namun pada kenyataannya, tidak jarang bahwa mahasiswa hanya mendalami ilmu-ilmu teori di bangku perkuliahan saja dan sedikit sekali diantaranya yang berkontak langsung dengan masyarakat. Mahasiswa yang acuh terhadap masyarakat mengalami kerugian yang besar jika ditinjau dari segi hubungan keharmonisan dan penerapan ilmu. Dari segi keharmonisan, mahasiswa tersebut sudah menutup diri dari lingkungan sekitarnya sehingga muncul sikap apatis dan hilangnya silaturahim seiring hilangnya harapan masyarakat kepada mahasiswa. Dari segi penerapan ilmu, mahasiswa yang acuh akan menyia-nyiakan ilmu yang didapat di perguruan tinggi.
Maka komplekslah peran mahasiswa sebagai pembelajar sekaligus pemberdaya yang ditopang dalam tiga peran, yaitu sebagai agent of change, agent of control, dan iron stock. Hingga suatu saat nanti bangsa ini akan menyadari bahwa mahasiswa adalah generasi yang ditunggu-tunggu oleh bangsa ini.
. 
 22 September 2013

Abraham Geloryuan Dwikatyus.
2013. Mahasiswa sebagai agen of change, social control dan Iron stock. Academia ©2014



MAHASISWA SEBAGAI AGENT OF CHANGE DAN SOCIAL CONTROL

Sejarah mencatat peran mahasiswa dalam fungsinya sebagai agent of change dan social control dalam kehidupan bermasyarakat, menempatkan mahasiswa sebagai basis intelektual menuju masa depan yang cerah. Peran mahasiswa yang realistis dalam berbangsa dan bernegara telah terukir dalam sejarah Indonesia. Pada Tahun 1966, mahasiswa dengan jiwa mudanya mampu menggulingkan Soekarnao (Orde Lama) Otoritarianisme negara berupa pengangkatan Soekarnao sebagai Presiden seumur hidup dapat ditolak. Berlanjut pada tahun 1998 dengan pergerakan yang sistematis dan teroganizir mahasiswa bersama Tokoh-
Tokoh masyarakat mampu menggulingkan rezim Soeharto (1998) yang akhirnya mengundurkan diri sebagai dari kursi kepresidenan. Kampus tempat lahirnya para aktivis, intelektual, dan pempimpin masa depan telah memberikan perannya yang strategis di tengah masyarakat.

Seiring berjalannya waktu peran mahasiswa dilemahkan oleh sistem yang terjadi di kampus itu sendiri, pengrusak moral, anarkisme, dan kurangnya eksistensi mahasiswa menjadi symbol yang ada pada mahasiswa. Kedaan itu tak dapat dinafikan dari dunia kampus, yang teridri dari berbagai golongan, budaya dan elemen masyarakat. Mengedepankan pendididkan sains dan teknlogi merupakan ciri yang ada pada perguruan tinggi swasta maupun negeri yang ada pada saat ini. Ketimpangan pun terjadi ketika kecerdasan intelektual tidak didukung dengan kecerdasan emosional dan spiritual yang memadai. Sebuah penelitian pada salah seorang instruktur lembaga terkemuka di Singapura memberikan fakta baru tentang sintem pendidikan formal, dimana 90% dari waktu dan biaya yang diarahkan untuk mendapatkan fakta-fakta dan hitungan matematis, hanya 10% untuk mengembangkan sikap, kemudian Universitas Harvard yang Nomor wahid di dunia pun mengugngkapkan bahwa 85% yang menentukan kesuksesan, ketapatan keputusan, promosi jabatan dan lain-lain ditentukan oleh sikap-sikap seseorang. Hanya 15% yang ditentukan oleh kehalian atau komptensi tehnis yang dimilikinya, yang justru mempengaruhi 85% keberhasilan kita. Terlepas dari semua itu Mahasiswa sebagai mata air yang mengaplikasikan paradigma kampus sebagai center of excellence (Pusat Keunggulan), sehingga tanggung jawab mahasiswa di tengah masyarakat selalu dipertanyakan. Sebagai mata air yang mengaliri sungai dengan basis intelektualnya, mahasiswa dihadapkan dengan dinamika masyarakat. Tak ubahnya sebuah negara mahasiswa pun sebagai student governance (Pemerintahan Mahasiswa) dengan organisasi baik internal maupun external mahasiswa mampu beridiri diatas kaki sendiri. Kesemuanya itu merupakan pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat yang sesuai dengan fungsi-fungsinya.

Oleh : Berry Citra
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau
Kota Pekanbaru
2010



Pengertian Microsoft Excel


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    latar Belakang masalah
Microsoft Excel (MS-Excel) merupakan program aplikasi spreadsheet (lembar kerja elektronik) canggih yang paling populer dan paling banyak digunakan saat ini. Excel akan sangat membantu kita dalam hal menghitung, memproyeksikan, menganalisa dan mampu mempresentasikan data dalam bentuk tabel dengan berbagai jenis tabel yang disediakannya, mulai dari bentuk Bar, Grafik, Pie, Line dan banyak lagi.
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai cara menggunakan Mikcrosoft Excel khususnya dalam dunia pendidikan.Karena fungsi Microsoft Excel sangat berperan penting dalam dunia pendidikan khusunya bagi para calon guru.Contoh bahwa Microsoft Excel sangat berperan penting dalam dunia pendidikan misalnya dalam mengentri data – data nilai siswa,merangking hasil belajar siswa,pembayaran SPP siswa,presensi kehadiran,dan lain – lain. Dengan alasan tersebut kami menyusun makalah Microsoft Excel ini demi menunjang bagaimana cara menggunakan Microsoft Excel.Dengan demikian pembaca dapat menggunakan makalah ini sebagai tuntunan dalam mempelajari Teknologi Informasi khususnya dalam bidang Microsoft Excel.

1.2    rumusan masalah
berdasarkan latar belakang pembahasan makalah ini,kami berinisiatif membahas beberapa persoalan dalam tema ini,yaitu:
1.      Pengertian dan Fungsi  Ms.Excel ?
2.      Penggunaan Ms.Excel ?
3.      Macam-macam formula dalam Ms.Excel ?

1.3    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah makalah ini,maka kami brtujuan untuk menjawab rumusan masalah,sebagai berikut :
1.      Menjelaskan pengertian dan fungsi Ms.Excel
2.      Menjelaskan penggunaan Ms.Excel
3.      Menerangkan macam-macam formula dalam Ms.word




BAB II
ISI
2.1 Pengertian Microsoft Excel
Microsoft excel adalah program aplikasi yang banyak digunakan untuk membantu menghitung, memproyeksikan, menganalisa, dan mempresentasikan data. Disini kita akan banyak bersinggungan dengan metode-metode pembuatan tabel dan grafik yang sangat dibutuhkan sekali dalam penyusunan data-data sekolah, hasil-hasil penelitian, maupun dalam pembuatan makalah pribadi.
Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang baik, dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang populer digunakan di dalam komputer mikro hingga saat ini. Bahkan, saat ini program ini merupakan program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak pihak, baik di platform PC berbasis Windows maupun platform Macintosh berbasis Mac OS, semenjak versi 5.0 diterbitkan pada tahun 1993. Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office System, dan versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2007 yang diintegrasikan di dalam paket Microsoft Office System.Microsoft Excel merupakan perangkat lunak untuk mengolah data secara otomatis meliputi perhitungan dasar,  penggunaan fungsi-fungsi, pembuatan grafik dan manajemen data. Perangkat lunak  ini  sangat membantu untuk  menyelesaikan permasalahan  administratif mulai  yang  paling  sedernaha  sampai  yang  lebih kompleks. Permasalahan sederhana tersebut misalnya membuat rencana kebutuhan barang meliputi nama barang, jumlah barang dan perkiraan harga barang. Permasalahan ini sebenarnya dapat juga diselesaikan menggunakan Microsoft Word karena hanya sedikit memerlukan proses perhitungan, tetapi lebih mudah diselesaikan dengan Microsoft Excel. Contoh  permasalahan yang lebih kompleks adalah pembuatan laporan keuangan (general ledger) yang memerlukan banyak perhitungan, manajemen  data dengan  menampilkan grafik data pivot tabel atau penggunaan fungsi-fungsi matematis ataupun logika pada sebuah laporan.

2.2  Fungsi Microsoft Excel
1. Kalkulasi, dengan program ini kita bisa melakukan kalkulasi atau penghitungan dengan mudah, baik penghitungan yang sederhana maupun dengan rumus – rumus yang sangat kompleks.
2. Grafik, dengan program ini kita bisa mempresentasikan data kita dalam bentuk grafik yang komunikatif.
3. Komunikasi, dengan program ini kita juga bisa berkomunikasi dengan pengguna (user) lain.Program ini sudah dirancang untuk bisa saling bertukar informasi dalam bentuk jaringan dimana orang lain bisa membuka lembar kerja kita dari terminal (komputer) yang berlainan,bahkan ia juga bisa melakukan perubahan pada lembar kerja yang sama pada saat yang bersamaan pula.
4. Internet,suatu saat mungkin kita akan mengirim data dalam bentuk tabel atau grafik pada orang lain di tempat di seluruh dunia,Microsoft Excel bisa melakukanya dengan baik sekali.
5. Otomatis, dengan Excel kita bisa menggunakan otomatisasi penghitungan data yang kita ketikkan.Dengan perumusan yang benar,maka Excel akan langsung melakukan perubahan secara otomatis terhadap data kita setiap kali mengalami perubahan.
6. Aplikasi, Microsoft Excel dapat membantu kita merancang aplikasi siap pakai,yaitu dengan fasilitas macro.