BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Telah
banyak dikatakan bahwa tujuan umum perusahaan (bisnis) adalah “membuat suatu
produk atau jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya, menjual dengan harga
wajar, dan membentuk kebiasaan”. Bila kita menganalisis pertanyaan ini, kita
mendapatkan dua fungsi esensial setiap perusahaan produk dan pemasaran. Fungsi
seksi “pembentukan kebiasaan”. Dan penentuan harga. Sedangkan produksi berusaha
dengan sisi penawaran misalnya, menciptakan produk dengan biaya seminimal mungkin
– dari seluruh tipe organisasi, baik manufacturing, jasa, perusahaan swasta,
perusahaan Negara bermotif keuntungan maupun tak berkeuntungan.
Bila dikaitkan dengan
tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan
yang dapat dicapai, sistem produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang
ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi
sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh
sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi
tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun).
1.2
Tujuan
- Untuk
mengetahui lebih jauh tentang manajemen produksi
- Untuk
mengetahui karakteristik produksi modern
- Mengetahui
lebih jauh tentang konsep dasar manajemen produksi
1.3
Rumusan masalah
-Apa pengertian Manajemen Produk ?
-Apa fungsi produksi ?
-Bagaimana proses produksi itu terjadi ?
-Bagaimana cara menentukan lokasi produksi
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN PRODUKSI
Produksi adalah upaya atau kegiatan
untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada
upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan
(utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan
produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa
yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian /
pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan
didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi
pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya
kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi,
antara
2. FUNGSI
PRODUKSI
Fungsi produksi dan operasi berkaitan dengan pertanggungjawaban
dalam pegolahan dan pengubahan masukan (input) menjadi keluaran atau output
berupa barang atau jasa yang memberikan pendapatan bagi perusahaan.
Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi:
A. Proses Pengolahan.
proses pengolahan adalah sebagai metode dan tekhnik yang
digunakan untuk pengelolahan bahan. Proses produksi ini terdiri dari peralatan
dan bahan-bahan yang dikombinasikan atau diolah menjadi bahan-bahan atau
jasa-jasa yang akan diberikan kepada pelanggan.
B. Jasa
Jasa adalah layanan untuk menerapkan tehnik-tehnik
sehingga proses dapat dipergunakan
secara efektif. Jasa-jassa ini diperhubungkan dengan pengetahuan dan tekhnologi
untuk menjamin berlangsungnya proses produksi.
C. perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan produksi untuk suatu dasar waktu
tertentu. Perencanaan ini dibutuhkan untuk menjamin tujuan produksi dapan
tercapai dan dapat dilaksankan secara efektif.
D. pengawasan
Kegiatan ini untuk menjamin bahwa kegiatan dapat
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pengawasan ini dilaksanakan meliputi
pengawasan kinerja, pengawasan kualitas dan pengawasan program.
3. PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI
Faktor-faktor
yang menunjang perkembangan manajemen
produksi :
a. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi
b. Revolusi Industri
c. Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan computer
d. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.
Aspek-aspek
manajemen produksi:
- Perencanaan produksi
Bertujuan
agar dilakukanya persiapan yang sistematis
bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan
yang harus dihadapi dalam perencanaan
produksi:
1. Jenis barang yang diproduksi
2. Kualitas barang
3. Jumlah barang
4. Bahan baku
5. Pengendalian produksi
- Pengendalian produksi
Bertujuan
agar mencapai hasil yang maksimal demi
biaya seoptimal mungkin dan juga bertujuan
agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan
sesuai dengan rencana.
Kegiatan
yang dilakukan antara lain :
1. Menyusun perencanaan
2. Membuat penjadwalan kerja
3. Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan
4. Pengawasan produksi
4.
KARAKTERISTIK PRODUKSI MODERN
Untuk menghasilkan suatu produk tertentu, sebuah perusahaan
dpat mengklasifikasikan karakteristik produksinya, seperti :
1.
Mekanisasi
2.
Produksi
3.
Standarnisasi
4.
Otomatisasi
5.
Penelitian
dan pengembangan
6.
Profesionalisasi
manajemen
5.
PROSES PRODUKSI
A. Pengertian
Proses Produksi
Proses
produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga
kerja, bahan-bahan, dana, dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.
Produksi
merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input,
proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas
bahan baku/bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan.
Proses merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energy, dan informasi perubahan
sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai hasil
yang dikehendaki
B.
Jenis-jenis
Proses Produksi
Proses
produksi pada umumnya dapat dipisahkan menurut berbagai segi. Pemilihan sudut
pandang yang akan digunakan untuk pemisahan proses produksi dalam perusahaan
ini akan tergantung untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan serta penentuan
tipe produksi didasarkan faktor seperti volume atau jumlah produk yang akan
dihasilkan, kualitas produk yang diisyaratkan dan peralatan yang tersedia
untuk melaksanakan proses.
a. Jenis
proses produksi ditinjau dari segi wujud proses produksi
1.a Proses produksi kimiawi
Proses
produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan kepada
adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh perusahaan
obat-obatan, perusahaan tambang minyak dan lain-lain.
1.b Proses produksi perubahan bentuk
Proses
perubahan bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya
menitikberatkan pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output)
sehingga didapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut.
Contohnya perusahaan mebel, perusahaan garmen dan lain-lain.
1.c Proses produksi assembling
Proses
produksi assembling merupakan suatu proses produksi yang dalam pelaksanaan
produksinya lebih mengutamakan pada proses penggabungan dari komponen-komponen
produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen produk yang
dibeli dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang memproduksi peralatan
elektronika, perakitan mobil dan lain sebagainya.
1.d Proses produksi transportasi
Proses
produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan
jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia. Dengan adanya pemindahan
tempat tersebut maka barang atau manusia yang bersangkutan ini akan mempunyai
kegunaan atau merasakan adanya tambahan manfaat. Contohnya perusahaan kereta
api, perusahaan angkutan dan lain-lain.
1.e
Proses produksi penciptaan jasa
administrasi
Proses
produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang
memberikan jasa administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain atau
lembaga-lembaga yang memerlukannya. Pemberian metode penyusunan, penyimpanan
dan penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh masing-masing
perusahaan yang memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh
perusahaan-perusahaan semacam ini. Contohnya lembaga konsultan manajemen dan
akuntansi, biro konsultan manajemen, dan lain-lain.
6.
JENIS PROSES PRODUKSI DITINJAU DARI
SEGI ARUS PROSES PRODUKSI
A.
Proses produksi terus-menerus (continuous
processes)
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang
mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi
di dalam perusahaan.
Ciri-ciri
:
1. Produksi dalam jumlah besar, variasi
produk sangat kecil dan sudah distandarisir.
2. Menggunakan product lay out
atau departmentation by product.
3. Mesin bersifat khusus.
4. Operator tidak mempunyai keahlian
yang tinggi.
5. Salah satu mesin/ peralatan rusak
atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6. Tenaga kerja sedikit.
7. Persediaan bahan mentah dan bahan
dalam proses kecil.
8. Dibutuhkan maintenance specialist
yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
Kelebihan:
1) Biaya per unit rendah bila produk
dalam volume yang besar dan distandardisir.
2) Pemborosan dapat diperkecil karena
menggunakan tenaga mesin.
3) Biaya tenaga kerja rendah.
4) Biaya pemindahan bahan di pabrik
rendah karena jaraknya lebih pendek.
Kekurangan:
1) Terdapat kesulitan dalam perubahan
produk.
2) Proses produksi mudah terhenti yang
menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
3) Terdapat kesulitan menghadapi
perubahan tingkat permintaan.
B.
Proses produksi terputus-putus (intermitten
processes)
Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi
dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama.
Ciri-ciri:
1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah
kecil, variasi sangat besar.
2. Menggunakan mesin-mesin bersifat
umum dan kurang otomatis.
3. Operator mempunyai keahlian yang
tinggi.
4. Proses produksi tidak mudah terhenti
walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
5. Menimbulkan pengawasan yang lebih
sukar.
6. Persediaan bahan mentah tinggi.
7. Membutuhkan tempat yang besar.
Kelebihan:
Fleksibilitas
yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan mesin
bersifat umum yaitu system pemindahan menggunakan tenaga manusia, diperoleh
penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum dan proses produksi
tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.
Kekurangan:
1. Dibutuhkan scheduling dan routing
yang banyak karena produk berbeda tergantung pemesanan.
2. Pengawasan produksi sangat sukar
dilakukan.
3. Persediaan bahan mentah dan bahan
dalam proses cukup besar.
4. Biaya tenaga kerja dan pemindahan
bahan sangat tinggi, karena menggunakan banyak tenaga kerja dan mempunyai
tenaga ahli.
C.
Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses
produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan
berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan
kapasitas secara penuh.
7.
JENIS
PROSES PRODUKSI DITINJAU DARI SEGI KEUTAMAAN PROSES PRODUKSI
Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pemisahan
jenis proses produksi dalam perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi
dalam perusahaan yang bersangkutan yaitu proses produksi utama dan proses
produksi bukan utama.
Adapun proses produksi utama meliputi:
a)
Proses produksi terus-menerus
b) Proses produksi terputus-putus
c) Proses produksi proses
d) Proses produksi proses yang sama
e) Proses produksi proyek khusus
f)
Proses produksi industri berat
Proses produksi bukan utama meliputi:
a) Penelitian
b) Model
c) Prototipe
d) Percobaan
e) Demonstrasi
8.
JENIS
PROSES PRODUKSI DITINJAU DARI SEGI PENYELESAIAN PROSES PRODUKSI
Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi penyelesaian
proses ini pada umumnya untuk mengadakan pengendalian kualitas dari proses
produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Pada umumnya dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
A. Proses produksi tipe A
Proses
produksi ini merupakan suatu tipe dari proses produksi dimana dalam setiap
tahap proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dapat diperiksa secara
mudah. Dengan demikian pengendalian proses dapat dilaksanakan pada setiap tahap
proses, sesuai dengan yang dikehendaki oleh manajemen perusahaan yang
bersangkutan.
B. Proses produksi tipe
B
Proses
produksi tipe ini merupakan suatu proses produksi dimana di dalam penyelesaian
proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan terdapat beberapa
ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi, pemeriksaan hanya
dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu saja. Dengan demikian
pengendalian proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan akan terbatas
kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa secara mudah.
C. Proses produksi tipe C
Perusahaan
yang penyelesaian produksinya termasuk di dalam kategori proses produksi tipe C
ini adalah perusahaan yang melaksanakan proses penggabungan atau pemasangan (assembling).
Pelaksana proses produksi dalam perusahaan tersebut dilakukan dengan pemasangan
atau penggabungan komponen-komponen produk.
D. Proses produksi tipe D
Proses
produksi tipe ini merupakan proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan
dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis. Mesin dan peralatan
produksi yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapi dengan beberapa
peralatan khusus untuk melaksanakan pengendalian proses produksi dalam
perusahaan yang bersangkutan.
E. Proses produksi tipe E
Proses
produksi ini merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan dagang dan
jasa. Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda dengan
perusahaan-perusahaan semacam ini menjadi agak berbeda dengan beberapa
perusahaan yang melaksanakan processing dalam proses produksi yang
dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan.
9.
PENENTUAN LOKASI PRODUKSI
Pemilihan
lokasi pada dasarnya adalah menentukan suatu tempat atau lokasi yang tepat
untuk suatu perisahaan atau perkantoran atau lokasi untuk tujuan tertentu,
dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi tersebut. Dalam
pemilihan lokasi kita akan membandingkan suatu lokasi dengan lokasi lainnya,
berdasarkan nilai break even point lokasi tersebut.
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Lokasi Pabrik :
A. Faktor utama :
1. Lingkungan masyarakat.
2. Kedekatan dengan pasar.
3. Tenaga kerja.
4. Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
5. Fasilitas dan biaya transportasi.
6. Sumber daya alam lainnya.
1. Lingkungan masyarakat.
2. Kedekatan dengan pasar.
3. Tenaga kerja.
4. Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
5. Fasilitas dan biaya transportasi.
6. Sumber daya alam lainnya.
B. Faktor sekunder:
1. Harga tanah.
2. Dominasi masyarakat.
3. Peraturan tenaga kerja.
4. Rencana tata ruang.
5. Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
6. Tingkat pajak.
7. Cuaca atau iklim.
8. Keamanan
9. Peraturan lingkungan hidup
1. Harga tanah.
2. Dominasi masyarakat.
3. Peraturan tenaga kerja.
4. Rencana tata ruang.
5. Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
6. Tingkat pajak.
7. Cuaca atau iklim.
8. Keamanan
9. Peraturan lingkungan hidup
Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
1. Dekat dengan pasar
2. Dekat dengan sumber bahan baku saja
3. Tersedia tenaga kerja
Perangkap
Dalam Pemilihan Lokasi
1. Lokasi sulit mendapatkan tenaga
kerja .
2. Lokasi dengan harga tanah murah,
tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
3. Lokasi diluar kota dengan harga
murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
4. Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang
limbah.
Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
1. Melihat kemungkinan beberapa alternatif
daerah yang akan dipilih.
2. Melihat pengalaman orang lain dan
pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
3. Mempertimbangkan dan menilai alternatif
pilihan yang menguntungkan.
10.
PENGENDALIAN PRODUKSI
a.
Pengertian
Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan
dan metode yang digunakan oleh majemen perusahaan untuk mengelolah, mengatur,
mengkoordinir, dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin,
tenaga kerja) kedalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah
biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.
Pengendalian
produksi yang dilaksnakan pada perusahaan yang satu dengan yang
perusahaan yang lain akan berbeda-beda terghantung pada sistem kebijaksanaan
perusahaan yang digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakaukan:
- Order Control: Perusahaaanyang beroperasi
berdasarkan pesanan dari konsumen sehingga kegiatan operasionalnya juga
tergantunmg pada pesanan tsb.
- Follow Control: Perusahaan
yang beroperasi untuk menghasilkan produk standar sehingga sebagian
produk merupakan produk untuk persediaan dalam jumlah besar.
b. Tahap dalam
pengendalian produksi (fungsinya)
1. Production
forecasting
Production porecasting adalah peramalan produksi untuk
mengetahui jumlah dan manfaat produksi yang akan dibuat di masa yang akan
datang, sehingga kalau terjadi penyimpangan akan cepat diadakan penyesuaian
produksi dimas ayang akan datang.
2. Routing
Routing adalah kegiatan untuk menetukan urutan-urutan
proses dan penggunaan alat produksinya dari bahan mentah smapi menjadi produk
akhir, sehingga sebelum produksi dimulai maslah sudah tercantum pada rout
sheet.
3. Schedulling.
Schedulling adalah kegiatan untuk membuat jadwal
proses produksi sebagai satu kesatuan dari awal proses samapai selesai proses
produksi . Scehedulling ini dilaksanakan untuk mengetahui berapa waktu yang
dibutuhkan setiap tahap pemrosesan sesuai dengan urutan- urutan routenya. Oleh
kaena itu untuk membantu keberhasilan tahap ini lebih baik melakukan “time and
mention study” sehingga dapat ditentukan stanndar hasil kerjanya.
4. Dipatching
Dipatching adalah suatu proses untuk pemberian perin
tah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan routing dan schedulling yang
dibuat.
5. Follow up
Follow up adalah kegiatan untuk menghilangkan
terjadinya penundaan/keterlambatan kerja dan mendorong terkoordinasinya
pelaksaan kerja.
Pengendalian persediaan dan kualitas
a. Pengendalian
persediaan bahan baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor pembentuk
terjadinya barang jadi sehhingga segala sesuatu yang menyangkut bahan baku
harus benar-benar diperhatikan. Masalah tersebut diantaranya:
- Bagaimana
jumlah bahan baku yang tersedia tidak kurang karena akan mengganggu
jalannya proses produksi.
- Bagaiman
bahan baku agar jangan terlalu berlebihan karena merupakan pemborosan kalau
terlalu lama.
- Bagaiman
agar biaya ekstra yang digunakan untuk memesan bahan baku yang kurang
Dengan adanya pengendalian bahan
baku maka perusahaan akan berusaha untuk menyediakan bahan baku yang diperlukan
dalam proses produksi sedemikian rupa agar berjalan dengan lancar tanpa terjadi
kekuarangan persediaan atau kelebihan persediaan.
Ada suatu cara untuk menentukan
berapa sebenarnya jumlah bahan baku yang perlu disediakan perusahaan dengan
biaya yang paling minimun (dalam arti paling menguntungkan perusahaan). Caranya
adalah dengan menggunakan analisa EOQ (Economical Order Quantity). Dengan kata
lain perusahaan perusahaan kan mempunyai persediaan yang paling menguntungkan
jikamelakukan pemesanan yang ekonomis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi EOQ adalah sebagai
berikut:
- Jumlah
kebutuhan bahan baku per tahun (B)
- Biaya
pemesanan (BP)
- Biaya
penyimpanan (BS)
- Harga
bahan baku (H)
b. Pengendalian
kualiatas (Quality Control)
Pengendalian kualitas merupakan suatu proses untuk
menentukan barang-barang yang rusak dan diusahan untuk dikurangi serta
mempertahankan barang-barang yang sudah baik kemudian mengontrol agar hasil
produksi di waktu yang akan datang tidak lagi mengalami penurunan kualitas atau
kerusakan.
Jika pengendalian proses baik maka perusahaan akan
beruntung karena mempunyai andil dalam meminimunkan biaya proses produksi
sebagai berikut:
- Menentukan
standar kualitas baik dalam hal ukuran, daya tahan, warna, bentuk, harga dsb
dengan memakai peralatan yang standar.
- Mencari
pemeriksa atau controler yang mempunyai kecakapan yang dibutuhkan baik mengenai
pemakaian peralatan maupun pemeliharaannya.
- Tujuan
pengendalian kualaitas adalah untuk meminimunkan biaya proses produksi sehingga
dananya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih produktif.
Pengendaian Biaya dan Pemeliharaan
a. Pengendalian
biaya produksi
Pengendalian biaya produksi dilakukan untuk mengetahui
berapa besarnya volume penjualan yang menghasilkan keuntungan, kerugian atau
hanya cukup untuk menutup biaya total yang telah dikeluarkan perusahaan.
Denga
meneliti lebih cermat biaya-biaya apa saja yang dibutuhkan dalam proses
produksi maka dapat dianalisa beberapa volume penjualan yang terjual
diperusahaan tersebut beserta pendapatan yang diperoleh dari hasil
penjualan tersebut.
Carang yang
digunakan untuk menganalisis seluruh biaya yang diperlukan dan berapa
pendapatan yang diterima perusahaan beserta hasilkeuntungan yang diperoleh
perusahaan dapat dipakai rumus sebagai berikut:
FC
BEP = --------------------
P - V
Dimana:
BEP (Q) : jumlah unit yang duhasilkan
(hasil yang didapatkan
perusahaan hanya cukup untuk menutup biaya
keseluruhan)
FC
: Biaya tetap (Fixec Cost)
V
: Variabel Cost (biaya variabel)
Biaya tetap
adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang
diproduksikan dan dpat berubah persatuan dalam batas range tertentu. Contoh:
gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan gedung, depresiasi, bunga, sewa dll
Biaya
variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung oleh jumlah barang yang
diproduksi perusahaan, secara keseluruhan jumlah totalnya berubah tetapi per
satuan unitnya tetap. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung,
biaya bahan penolong dsb.
b. Pemeliharaan
dan penggantian fasilitas produksi
Pemeliharaan
dan penggantian fasilitas produksi dilakukan dalam rangka mempertahankan
tingkat produktivitas mesin dan peralatan lainnya. Untuk menunjang kegiatan ini
perlu disusun jadwal rutin mengenai saat pemeliharaan sesuai dengan kemampuan
tenaga kerja bagian servis tetapi jangan smpai baru diperiksa kalau sudah
mengalami keruskan berat. Jadi pemeliharaan ini merupakan usaha pencegahan
(pretentif), jangan smapai suatu mesin sudah rusak berat pada saat dilakukan
pem,periksaan.
Pemeliharaan
dan penggantian fasilitas produksi membutuhkan dana yang besar karena biasanya
menyangkut mesin dan peralatan operasi kegiatan perusahaan dimana dana yang
diinvestasikan tersebut berjumlah besar dan jangkla waktu pengembaliannya
relatif lama.
Kapan suatu
mesin perlu diganti atau hanya cukup dipelihara saja, ini biasaya tergantu pada
kerusakannya dan hasil kualitas produksi yang diproduksinya apakah mempunyai
standar kualitas yang sama atau tidak serta bagaiman dilihat dari sudut untung
ruginya (secara ekonomis) apakah lebih menguntungkan diperbaiki sja atau
diganti mesin/peralatan yang baru.
Jadi kegiatan perusahaan ini sangat
tergantung pada pertimbanga-pertimbangan:
- Dana
yang tersedia pada perusahaan.
- Kebijaksanaan
yang diambil perusahaan
- Standar
kualitas pproduk
- Kemampuan
tenaga kerja bagian servis, dsb
11.
PENGENDALIAN
KUALITAS
Kegiatan pengendalian
dilaksanakan dengan cara memonitor keluaran (output), membandingkan dengan
standart standart, menafsirkan perbedaan perbedaan dan mengambil tindakan
untuk menyesuaikan kembali proses proses itu sehingga sama / sesuaidengan
standar (Buffa 1999 : 109). Pengendalian merupakan kegiatanyang dilakukan untuk
menjamin agar kegiatan produksi dan operasiyang dilaksanakan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat
dikoreksi sehingga apa yang diharapkan tercapai.
Hal ini timbul dari
sikap konsumen yang menginginkanbarang dengan kualitas yang terjamin dan
semakin ketatnya persaingan antara perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu
pihak perusahaan perlu mengambil kebijaksanaan untuk menjaga kualitas produknya
agar diterima konsumen dan dapat bersaing dengan produk sejenis dari
perusahaan lain serta dalam rangka menunjang program jangka panjang
perusahaan yaitu mempertahankan pasar yang telahada atau menambah pasar
perusahaan. Ada pun hal tersebut dapat dilakukan melalui pengendalian kualitas.
A. Beberapa
pengertian kualitas antara lain:
1. Kualitas
merupakan suatu kondisi yang berhubungan denganproduk dan jasa manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhiatau melebihi harapan (Tjiptono, 2001 :4)
2. Kualitas
merupakan totalitas bentuk dan karakteristik barang / jasayang menunjukkan
kemampuannya untuk memutuskan kebutuhankebutuhan yang tampak jelas maupun yang
tersembunyi (Render,2001:92)
3. Kualitas
merupakan jumlah dari atribut atau sifat-sifat sebagaimanadideskripsikan
didalam produk produk yang bersangkutan(Ahyari,1990 : 238).
B. Ada
beberapa pengertian pengendalian kualitas :
1.Pengendalian kualitas adalah suatu aktifitas untuk
menjaga danmengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapatdipertahankan
sebagaimana telah direncanakan (Ahyari,1990 :239)
2.Pengendalian kualitas adalah merencanakan dan
melaksanakancara yang paling ekonomis untuk membuat sebuah barang yangakan
bermanfaat dan memuaskan tuntutan konsumen secaramaksimal (Assauri,1999 : 18)
3 .Pengendalian kualitas merupakan alat penting
bagi manajemenuntuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan,mempertahankan
kualitas, yang sudah tinggi dan mengurangin jumlah barang yangb rusak
(Reksohadiprojo, 2000 :245).Jadi dapat disimpulkan pengendalian kualitas adalah
aktivitasuntuk menjaga, mengarahkan, mempertahankan dan memuaskantuntutan
konsumen secara maksimal.
Faktor-Faktor
Mendasar Yang Mempengaruhi Kualitas:
Kualitas produk secara
langsung dipengaruhi oleh 9 bidang dasar atau 9M.Pada masa sekarang ini
industri disetiap bidang bergantung pada sejumlahbesasr kondisi yang membebani
produksi melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode
sebelumnya. (Feigenbaum,1992; 54-56)
1. Market
(Pasar)
Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar
terus bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan
untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir setiap
kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta danmemperoleh produk yang lebih
baik memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara
fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan. Dengan
bertambahnya perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan mendunia.
Akhirnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.
2. Money
(Uang)
Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang
bersamaan dengan fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba.
Pada waktu yang bersamaan, kebutuhan akan otomasi dan pemekanisan mendorong pengeluaran
mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan yang baru.
Penambahan investasi pabrik, harus dibayar melalui naiknya produktivitas,
menimbulkan kerugian yang besar dalam memproduksi disebabkan oleh barang
afrikan dan pengulangkerjaan yangsangat serius.
3. Management
(manajemen).
Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara
beberapa kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi perencanaan produknya,
harus membuat persyaratan produk. Bagian perancangan bertanggung jawab
merancang produk yang akan memenuhi persyaratan. Bagian produksi mengembangkan
dan memperbaiki kembali prose suntuk memberikan kemampuan yang cukup dalam
membuat produk sesuai dengan spesifikasi rancangan. Hal ini telah menambah
beban manajemen puncak, khususnya bertambahnya kesulitan dalam mengalokasikan
tanggung jawabyang tepat untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas.
4. Men(Manusia).
Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan
penciptaanseluruh bidang baru seperti elektronika computer menciptakan suatu permintaan
yang besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus. Pada waktu yang sama situasi
ini menciptakan permintaan akan ahli teknik sistem yang akan mengajak
semua bidang spesialisasi untuk bersama merencanakan, menciptakan dan
mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.
5. Motivation
(Motivasi).
Penelitian tentang motivasi manusia menunjukkan
bahwa sebagai hadiah tambahan uang, para pekerja masa kini memerlukan sesuatu
yang memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan bahwa
mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas tercapainya sumbangan atas
tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing kearah kebutuhan yang tidak
ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas dan komunikasi yang lebih baik tentang
kesadaran kualitas.
6. Material
(bahan)
Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan
kualitas, para ahliteknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari
padasebelumnya. Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman
bahan menjadi lebih besar.
7. Machine and
Mecanization(Mesin dan Mekanise)
Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya
dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan perlengkapan
pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas bahan yang
dimasukkan ke dalam mesin tersebut.
8.Modern Information Metode(Metode Informasi Modern)
Evolusi teknologi komputer membuka kemungkinan
untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi informasi
pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi yang baru
ini menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan prosesselama proses produksi
dan mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke konsumen.
9.Mounting Product Requirement (Persyaratan
Proses Produksi)
Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk,
memerlukanpengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan
produk.Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi
produk menekankan pentingnya keamanan dan keterandalan produk.
A.
Dimensi
Kualitas
Ada 8 dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan
dapatdigunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis
terutamauntuk produk manufaktur. Dimensi tersebut adalah: (Tjiptono, 2001: 27)
1.Kinerja : karakteristik dari produk inti.
2.Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan:
karakteristik sekunder ataupelengkap.
3.Kehandalan : kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagaldipakai.
4.Kesesuaian dengan spesifikasi: sejauhmana
karakteristik desain danoperasi memenuhi standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5.Daya tahan: berkaitan dengan berapa lama produk
tersebut dapatdigunakan.
6.Service Ability: meliputi kecepatan, kompetensi,
kenyamanan mudahdireparasi, penanganan keluhan yang memuaskan
7.Estetika: daya tarik produk terhadap panca indra.
8.Kualitas yang dipersepsikan: citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
B.
Pendekatan
Pengendalian Kualitas
Untuk melaksanakan pengendalian didalam suatu
perusahaan maka manajemen perusahaan perlu menerapkan melalui apa pengendalian
kualitas tersebut akan dilakukan. Hal ini disebabkan oleh faktor yang menentukanatau
berpengaruh terhadap baik dan tidaknya kualitas produk perusahaanakan terdiri
dari beberapa macam misal bahan bakunya, tenaga kerja, mesin dan peralatan
produksi yang digunakan, dimana faktor tersebut akan mempunyai pengaruh yang
berbeda, baik dalam jenis pengaruh yang ditimbulkan maupun besarnya pengaruh
yang ditimbulkan. Dengan demikian agar pengendalian kualitas yang dilaksanakan
dalam perusahaan tepat mengenai sasarannya serta meminimalkan biaya
pengendalian kualitas, perlu dipilih pendekatan yang tepat bagi perusahaan.
(Ahyari, 1990:225-325)
C.
Pendekatan
Bahan Baku
Didalam perusahaan umumnya baik dan buruknya
kualitas bahan baku mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas produk
akhir,bahkan beberapa jenis perusahaan pengaruh kualitas bahan baku
yang digunakan untuk pelaksanakan proses produksi sedemikian besar sehungga
kualitas produk akhir hampir seluruhnya ditentukan olehbahan baku yang
digunakan. Bagi beberapa perusahaan yang memproduksi suatu produk dimana
karakteristik bahan baku akanmenjadi sangat penting di dalam perusahaan
tersebut.
D.
Pendekatan
Proses Produksi
Pada beberapa perusahaaan proses produksi akan lebih
banyak menentukan kualitas produk akhir. Artinya di dalam perusahaan meskipun
bahan baku yang digunakan untuk keperluan proses produksi bukan bahan baku
dengan kualitas prima, namun apabila proses produksi diselenggarakan dengan
sebaik baiknya maka dapat diperoleh produk dengan kualitas yang baik pula.
Pengendalian kualitas produk yang dihasilkan perusahaan tersebut lebih
baik bila dilaksanakandengan menggunakan pendekatan proses produksi yang
disesuaikandengan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Padaumumnya
pelaksanaan pengendalian kualitas proses produksi di dalamperusahaan dipisahkan
menjadi 3 tahap:
a)Tahap Persiapan.
b)Tahap Pengendalian Proses.
c)Tahap Pemeriksaaan Akhir.
E.
Pendekatan
Produk Akhir
Pendekatan produk akhir merupakan upaya perusahaan
untuk mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya dengan melihat produk
akhir yang menjadi hasil dari perusahaan tersebut. Dalam pendekatan ini perlu
dibicarakan langkah yang diambil untuk dapat
mempertahankan produk sesuai dengan standar kualitas
yang berlaku Pelaksanaan pengendalian kualitas dengan pendekatan produk akhir dapat
dilakukan dengan cara memeriksa seluruh produk akhir yang akan dikirimkan
kepada para distributor atau toko pengecer. Dengan demikian apabila ada produk
yang cacat atau mempunyai kualitas dibawah standar yang ditetapkan maka
perusahaan dapat memisahkan produk ini dan tidak ikut dikirimkan kepada para
konsumen.
Pengendalian persediaan adalah keseimbangan biaya versus
keuntungan terkait dengan memiliki barang di tangan.
Mengendalikan persediaan (inventory control) berarti menjaga biaya
keseluruhan yang terkait persediaan dengan memiliki persediaan sedikit mungkin
tanpa menimbulkan masalah. Inventory control kadang-kadang disebut juga stock
control. Pengendalian persediaan merupakan bagian yang penting dalam bisnis.
Mengendalikan persediaan dengan baik adalah menjaga keseimbangan setiap waktu
dengan memiliki persediaan yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan. Jumlah
persediaan yang besar akan menimbulkan biaya yaitu biaya penyimpanan persediaan
sehingga keuntungan perusahaan pun berkurang. Selain itu, barang juga dapat
rusak jika tidak disimpan dengan baik.
Namun perusahaan juga akan memiliki masalah jika jumlah
persediaan yang disimpannya sangat sedikit. Masalahnya adalah kekurangan barang
untuk dijual kepada konsumen. Hal ini tentunya tidak diinginkan oleh perusahaan
dalam bisnis mereka. Bahkan perusahaan besar pun dapat kehabisan produk
tertentu dari waktu ke waktu ketika penjualan lebih besar dari apa yang mereka
perkirakan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian karena tidak ada persediaan yang
tersedia untuk dijual ke konsumen. Dengan sistem pengendalian persediaan yang
baik, perusahaan dapat meminimalkan kekurangan persediaan barang. Sebagian
besar perusahaan berharap mereka tidak memiliki kekurangan persediaan dengan
jumlah yang besar dan juga tidak harus terlalu banyak menimbun persediaan.
Hal yang penting dalam pengendalian persediaan adalah
titik pemesanan kembali (re-order). Perusahaan harus menghitung waktu pemesanan
terbaik untuk meminimalkan masalah-masalah yang telah diuraikan
sebelumnya. Melakukan pemesanan terlalu cepat dapat menyebabkan kas
perusahaan berkurang dan tidak dapat digunakan untuk hal lain, padahal persediaan
masih ada bahkan kelebihan persediaan. Di sisi lain, pemesanan yang lama
mengakibatkan kekurangan bahkan kehabisan persediaan untuk dijual ke konsumen.
Dalam hal pemesanan kembali, perusahaan perlu mengetahui berapa lama waktu yang
diperlukan dalam pengiriman barang dan juga jumlah pemesanan untuk barang
tertentu (batch).
Pengendalian persediaan adalah proses yang berkelanjutan.
Perusahaan dapat membuat perkiraan yang baik mengenai jumlah produk tertentu
yang akan mereka jual, namun terkadang perusahaan mengalami kesalahan perkiraan
dari waktu ke waktu. Hal tersebut tidak dapat dihindari. Seiring dengan
kejadian tersebut, perusahaan akan semakin berpengalaman dalam mengendalikan
persediaan barang.
Perusahaan
yang sudah mapan dan maju biasanya sudah bisa mengatur manajemen persediaan
untuk menunjang barang dan jasa yang mereka jual kepada
perusahaan. Kadang jika perusahaan itu tidak
bisa mengatur persediaannya entah itu produk mereka sendiri atau barang
setengah jadi dan barang mentah kadang juga bisa menghambat proses dari
pembuatan barang tersebut atau kadang juga bisa menghambat pelaksanaan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan. Inilah mengapa manajemen persediaan atau Inventory
Management itu penting.
Persediaan
Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau persediaan untuk dijual kembali dan untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau persediaan untuk dijual kembali dan untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan
terdiri dari :
- Persediaan alat – alat kantor, adalah persediaan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Misal alat tulis,kertas, tinta printer.
- Persediaan bahan baku, adalah item yang dibeli dari para Supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini yang akan diproses atau dioleh sehingga menjadi produk barang jadi. misalnya untuk industri mebel membutuhkan persediaan bahan baku berupa kayu jati dan rotan.
- Persediaan barang dalam proses, adalah bagian dari produk akhir tetapi masih dalam proses pengerjaan karena masih menunggu item yang lain untuk diproses. Misalnya dalam industri makanan roti persediaan dalam proses berupa adonan roti dari beberapa bahan yang nantinya siap dimasak untuk menjadi roti.
- Persediaan barang jadi, adalah persediaan produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atau disimpan yang menjadi inti proses dari perusahaan. Misalnya dalam industri mobil itu meliputi mobil itu sendiri.
Manajemen Persediaan atau inventory
management
Manajemen Persediaan atau inventory management
merupakan salah satu aset
penting dalam perusahaan. Perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang
mendapat perhatian khusus dari
manajemen perusahaan. Karena pemborosan terjadi didalam persediaan.
Namun jika tidak dipenuhi maka bisa menghambat produksi
barang atau jasa.
Mengendalikan persediaan atau inventory management yang tepat bukanlah hal yang mudah. Apabila jumlah
persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana yang dikeluarkan terlalu
besar, meningkatnya biaya penyimpanan
(seperti biaya pegawai, Biaya operasional pabrik, biaya gedung, dll) dan resiko
kerusakan barang yang lebih besar. Namun bila
persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan
persediaan ( stock out ) karena seringkali barang persediaan tidak dapat
didatangkan secara mendadak yang menyatakan terhentinya proses produksi,
tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan.
Kenapa kita harus mengadakan
persediaan barang?
Mengapa kita mengadakan
persediaan barang mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang jadi
adalah
1.
Menghilangkan resiko keterlambatan
datangnya barang – barang atau bahan – bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2.
Menghilangkan resiko dan material
yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3.
Menumpuk bahan – bahan yang
dihasilkan secara musiman, sehingga dapat digunakan bila bahan tidak ada di pasaran.
4.
Mempertahankan stabilitas operasi
perusahaan atau menjamin lancarnya arus produksi.
5.
Penggunaan mesin yang optimal.
6.
Memberikan pelayanan kepada
pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan perlanggan disuatu waktu dapat
dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang yang dibutuhkan
pelanggan.
7.
Membuat pengadaan atau produksi
tidak sesuai dengan penggunaan atau penjualnya.
Oleh karena manajemen persediaan itu
penting. Untuk manajemen persedian sekarang ini sudah harus terintegrasi dengan
pemasaran dan dengan top manajemen. Istilah Just In time dalam
Manajemen perusahaan bukan berarti mentiadakan persediaan atau inventory namun
Persediaan tersebut dibuat seminimal mungkin sehingga tidak ada pemborosan pemborosan yang ada disitu.
Yang harus
diperhatikan dalam manajemen persediaan
adalah :
1.
waktu
kedatangan barang yang akan dipesan kembali.
Jika barang waktu yang dipesan cukup lama pada periode tertentu maka
persediaan barang tersebut harus disesuaikan hingga barang tersebut ada setiap
saat hingga barang yang dipesan selanjutnya ada.
2.
Berapa kuantitas jumlah barang yang akan
disimpan. Jumlah kuantitas barang yang
dipesan harus disesuaikan karena jika terlalu banyak akan terjadi pemborosan
namun jika terlalu sedikit akan menimbullkan terhenti proses produksi.
3.
Perhatikan
juga safety stock atau persediaan pengamanan.
yaitu persediaan buat jaga jaga (buffer) jika terjadi sesuatu hal yang
menghambat terjadinya waktu pembeliaan sehingga stock barang persediaan masih
ada untuk beberapa waktu ke depan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Produksi adalah
upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan
ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau
menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. Banyaknya
Proses Produksi menurut fungsinya masing-masing. Pemilihan lokasi pabrik
merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam
persaingan, dan kelangsungan hidupnya.
B.
Saran
untuk
mejalankan semua proses produksi, kita harus mengetahui dampak positif dan
negatif. Maka perlunya pengawasan untuk para petinggi perusahaan dalam
memproduksi suatu barang dan lainnya diharapkam menggunakan AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan).
DAFTAR PUSTAKA
Nila
Sari dan Sri Wiludjeng,2006,Pegantar Bisnis,Cetakan Pertama,Graha
Ilmu,Yogykarta.
Andriyanto, Yongki.
2008. Hasil Tugas akhir. CV. Gambang Emas, Yogyakarta
Gruvin.2005. Pengertian
Kualitas. Surabaya.
Gasperz. 1998. Pengertian
SPC. Jakarta.
Assauri, Sofjan.
2008. Managemen produk dan oprasi. Vakultas Ekonomi indonesi:
Jakarta.
Nasution, A.H.
2003. Perencanaan dan pengendalian produk. Guna Wijaya Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar