Rabu, 24 Desember 2014

Produksi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Telah banyak dikatakan bahwa tujuan umum perusahaan (bisnis) adalah “membuat suatu produk atau jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya, menjual dengan harga wajar, dan membentuk kebiasaan”. Bila kita menganalisis pertanyaan ini, kita mendapatkan dua fungsi esensial setiap perusahaan produk dan pemasaran. Fungsi seksi “pembentukan kebiasaan”. Dan penentuan harga. Sedangkan produksi berusaha dengan sisi penawaran misalnya, menciptakan produk dengan biaya seminimal mungkin – dari seluruh tipe organisasi, baik manufacturing, jasa, perusahaan swasta, perusahaan Negara bermotif keuntungan maupun tak berkeuntungan.
 Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur dengan keuntungan yang dapat dicapai, sistem produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun).

1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui lebih jauh tentang manajemen produksi
- Untuk mengetahui karakteristik produksi modern
- Mengetahui lebih jauh tentang konsep dasar manajemen produksi

1.3  Rumusan masalah
      -Apa pengertian Manajemen Produk ?
      -Apa fungsi produksi ?
      -Bagaimana proses produksi itu terjadi ?
      -Bagaimana cara menentukan lokasi produksi

BAB II
PEMBAHASAN

1.        PENGERTIAN PRODUKSI
          Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. untuk melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya dan bagaimana pengendalian / pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan, kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila tersedia faktor-faktor produksi, antara

2.     FUNGSI PRODUKSI
      Fungsi produksi dan operasi berkaitan dengan pertanggungjawaban dalam pegolahan dan pengubahan masukan (input) menjadi keluaran atau output berupa barang atau jasa yang memberikan pendapatan bagi perusahaan.  Berikut ini ada 4 fungsi terpenting dalam poduksi dan operasi:

A. Proses Pengolahan.
proses pengolahan adalah sebagai metode dan tekhnik yang digunakan untuk pengelolahan bahan. Proses produksi ini terdiri dari peralatan dan bahan-bahan yang dikombinasikan atau diolah menjadi bahan-bahan atau jasa-jasa yang akan diberikan kepada pelanggan.

B. Jasa
Jasa adalah layanan untuk menerapkan tehnik-tehnik sehingga  proses dapat dipergunakan secara efektif. Jasa-jassa ini diperhubungkan dengan pengetahuan dan tekhnologi untuk menjamin berlangsungnya proses produksi.

C. perencanaan
Perencanaan adalah kegiatan produksi untuk suatu dasar waktu tertentu. Perencanaan ini dibutuhkan untuk menjamin tujuan produksi dapan tercapai dan dapat dilaksankan secara efektif.

D. pengawasan
Kegiatan ini untuk menjamin bahwa kegiatan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pengawasan ini dilaksanakan meliputi pengawasan kinerja, pengawasan kualitas dan pengawasan program.

3.     PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI
Faktor-faktor yang menunjang perkembangan manajemen produksi :
a. Adanya pembagian kerja (division of labour) dan spesialisasi
b. Revolusi Industri
c. Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup penggunaan computer
d. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar manusia, dan model keputusan.

Aspek-aspek manajemen produksi:
  1. Perencanaan produksi
Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang sistematis bagi produksi yang akan dijalankan. Keputusan yang harus dihadapi dalam perencanaan produksi:
1. Jenis barang yang diproduksi
2. Kualitas barang
3. Jumlah barang
4. Bahan baku
5. Pengendalian produksi
  1. Pengendalian produksi
Bertujuan agar mencapai hasil yang maksimal demi biaya seoptimal mungkin dan juga bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Menyusun perencanaan
2. Membuat penjadwalan kerja
3. Menentukan kepada siapa barang akan dipasarkan
4. Pengawasan produksi

4.        KARAKTERISTIK PRODUKSI MODERN
Untuk menghasilkan suatu produk tertentu, sebuah perusahaan dpat mengklasifikasikan karakteristik produksinya, seperti :
1.      Mekanisasi
2.      Produksi
3.      Standarnisasi
4.      Otomatisasi
5.      Penelitian dan pengembangan
6.      Profesionalisasi manajemen

5.         PROSES PRODUKSI

A.    Pengertian Proses Produksi
Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga kerja, bahan-bahan, dana, dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.
Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/bahan mentah, energi yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Proses merupakan kegiatan yang mengolah bahan, energy, dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi sebagai hasil yang dikehendaki

 B.     Jenis-jenis Proses Produksi
Proses produksi pada umumnya dapat dipisahkan menurut berbagai segi. Pemilihan sudut pandang yang akan digunakan untuk pemisahan proses produksi dalam perusahaan ini akan tergantung untuk apa pemisahan tersebut dilaksanakan serta penentuan tipe produksi didasarkan faktor seperti volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang diisyaratkan  dan peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.

a.     Jenis proses produksi ditinjau dari segi wujud proses produksi

1.a      Proses produksi kimiawi
Proses produksi kimiawi merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan kepada adanya proses analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh perusahaan obat-obatan, perusahaan tambang minyak dan lain-lain.

1.b       Proses produksi perubahan bentuk
Proses perubahan bentuk adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya menitikberatkan pada perubahan masukan (input) menjadi keluaran (output) sehingga didapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut. Contohnya perusahaan mebel, perusahaan garmen dan lain-lain.

1.c         Proses produksi assembling
Proses produksi assembling merupakan suatu proses produksi yang dalam pelaksanaan produksinya lebih mengutamakan pada proses penggabungan dari komponen-komponen produk dalam perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen produk yang dibeli dari perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang memproduksi peralatan elektronika, perakitan mobil dan lain sebagainya.

1.d      Proses produksi transportasi
Proses produksi transportasi merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan jasa pemindahan tempat dari barang ataupun manusia. Dengan adanya pemindahan tempat tersebut maka barang atau manusia yang bersangkutan ini akan mempunyai kegunaan atau merasakan adanya tambahan manfaat. Contohnya perusahaan kereta api, perusahaan angkutan dan lain-lain.

1.e       Proses produksi penciptaan jasa administrasi
Proses produksi penciptaan jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang memberikan jasa administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain atau lembaga-lembaga yang memerlukannya. Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan penyajian data serta informasi yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan yang memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan semacam ini. Contohnya lembaga konsultan manajemen dan akuntansi, biro konsultan manajemen, dan lain-lain.

6.         JENIS PROSES PRODUKSI DITINJAU DARI SEGI ARUS PROSES PRODUKSI
A.       Proses produksi terus-menerus (continuous processes)
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.
Ciri-ciri :
1.      Produksi dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah distandarisir.
2.      Menggunakan product lay out atau departmentation by product.
3.      Mesin bersifat khusus.
4.      Operator tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
5.      Salah satu mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6.      Tenaga kerja sedikit.
7.      Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
8.      Dibutuhkan maintenance specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.

Kelebihan:
1)      Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
2)      Pemborosan dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.
3)      Biaya tenaga kerja rendah.
4)      Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.
Kekurangan:
1)      Terdapat kesulitan dalam perubahan produk.
2)     Proses produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
3)     Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.

B.      Proses produksi terputus-putus (intermitten processes)
Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama.
Ciri-ciri:
1.      Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.
2.      Menggunakan mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.
3.      Operator mempunyai keahlian yang tinggi.
4.      Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
5.      Menimbulkan pengawasan yang lebih sukar.
6.      Persediaan bahan mentah tinggi.
7.     Membutuhkan tempat yang besar.

Kelebihan:
Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang berhubungan dengan mesin bersifat umum yaitu system pemindahan menggunakan tenaga manusia, diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat umum dan proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.

Kekurangan:
1.      Dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk berbeda tergantung pemesanan.
2.      Pengawasan produksi sangat sukar dilakukan.
3.      Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
4.      Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan banyak tenaga kerja dan mempunyai tenaga ahli.


C.       Proses produksi campuran
Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terus-menerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

7.     JENIS PROSES PRODUKSI DITINJAU DARI SEGI KEUTAMAAN PROSES PRODUKSI
Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pemisahan jenis proses produksi dalam perusahaan atas dasar keutamaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan yaitu proses produksi utama dan proses produksi bukan utama.
Adapun proses produksi utama meliputi:
a)      Proses produksi terus-menerus
b)      Proses produksi terputus-putus
c)      Proses produksi proses
d)     Proses produksi proses yang sama
e)      Proses produksi proyek khusus
f)       Proses produksi industri berat

Proses produksi bukan utama meliputi:
a)      Penelitian
b)      Model
c)      Prototipe
d)     Percobaan
e)      Demonstrasi 

8.     JENIS PROSES PRODUKSI DITINJAU DARI SEGI PENYELESAIAN PROSES PRODUKSI

Tujuan pemisahan proses produksi menurut segi penyelesaian proses ini pada umumnya untuk mengadakan pengendalian kualitas dari proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Pada umumnya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
A.      Proses produksi tipe A
Proses produksi ini merupakan suatu tipe dari proses produksi dimana dalam setiap tahap proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dapat diperiksa secara mudah. Dengan demikian pengendalian proses dapat dilaksanakan pada setiap tahap proses, sesuai dengan yang dikehendaki oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan.

B.      Proses produksi tipe B     
Proses produksi tipe ini merupakan suatu proses produksi dimana di dalam penyelesaian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan terdapat beberapa ketergantungan dari masing-masing tahap proses produksi, pemeriksaan hanya dapat dilaksanakan pada beberapa tahap tertentu saja. Dengan demikian pengendalian proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan akan terbatas kepada beberapa tahap proses yang dapat diperiksa secara mudah.

C.      Proses produksi tipe C
Perusahaan yang penyelesaian produksinya termasuk di dalam kategori proses produksi tipe C ini adalah perusahaan yang melaksanakan proses penggabungan atau pemasangan (assembling). Pelaksana proses produksi dalam perusahaan tersebut dilakukan dengan pemasangan atau penggabungan komponen-komponen produk.

D.     Proses produksi tipe D
Proses produksi tipe ini merupakan proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan dengan menggunakan mesin dan peralatan produksi otomatis. Mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut dilengkapi dengan beberapa peralatan khusus untuk melaksanakan pengendalian proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.

E.      Proses produksi tipe E
Proses produksi ini merupakan proses produksi dari perusahaan-perusahaan dagang dan jasa. Pelaksanaan proses produksi yang agak berbeda dengan perusahaan-perusahaan semacam ini menjadi agak berbeda dengan beberapa perusahaan yang melaksanakan processing dalam proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan.
9.         PENENTUAN LOKASI PRODUKSI
Pemilihan lokasi pada dasarnya adalah menentukan suatu tempat atau lokasi yang tepat untuk suatu perisahaan atau perkantoran atau lokasi untuk tujuan tertentu, dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi tersebut. Dalam pemilihan lokasi kita akan membandingkan suatu lokasi dengan lokasi lainnya, berdasarkan nilai break even point lokasi tersebut.
         Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi pabrik juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi.
Tujuan Perencanaan Lokasi Pabrik
Tujuannya adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi dan biaya distribusi barang yang dihasilkan dan faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lokasi Pabrik :
A.    Faktor utama :
1.  Lingkungan masyarakat.
2.  Kedekatan dengan pasar.
3.  Tenaga kerja.
4.   Kedekatan dengan bahan mentah dari pemasok.
5.   Fasilitas dan biaya transportasi.
6.  Sumber daya alam lainnya.

B.     Faktor sekunder:
1.  Harga tanah.
2.  Dominasi masyarakat.
3.  Peraturan tenaga kerja.
4.  Rencana tata ruang.
5.  Kedekatan dengan lokasi pabrik pesaing.
6.  Tingkat pajak.
7.  Cuaca atau iklim.
8.  Keamanan
9.  Peraturan lingkungan hidup

Pendekatan situasional atau contingency adalah penentuan lokasi berdasarkan faktor terpenting menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing perusahaan. Misalnya :
1.  Dekat dengan pasar
2.  Dekat dengan sumber bahan baku saja
3.  Tersedia tenaga kerja

Perangkap Dalam Pemilihan Lokasi
1.      Lokasi sulit mendapatkan tenaga kerja .
2.      Lokasi dengan harga tanah murah, tetapi kondisinya jelek sehingga perlu biaya mahal untuk membuat pondasi.
3.      Lokasi diluar kota dengan harga murah, tetapi fasilitas prasarana jalan dan saran transportasi belum dibangun.
4.       Lokasi di sekitar pemukiman dan sulit membuang limbah.

Tahap Pemlihan Lokasi Pabrik
1.      Melihat kemungkinan beberapa alternatif daerah yang akan dipilih.
2.      Melihat pengalaman orang lain dan pengalaman sendiri untuk menentukan lokasi pabrik.
3.       Mempertimbangkan dan menilai alternatif pilihan yang menguntungkan.



10.              PENGENDALIAN PRODUKSI

a.       Pengertian
             Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metode yang digunakan oleh majemen perusahaan untuk mengelolah, mengatur, mengkoordinir, dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin, tenaga kerja) kedalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan jumlah biaya yang seminimal mungkin dan waktu yang secepat mungkin.
     Pengendalian produksi yang dilaksnakan pada  perusahaan yang satu dengan yang perusahaan yang lain akan berbeda-beda terghantung pada sistem kebijaksanaan perusahaan yang digunakan.  Pengendalian produksi dapat dilakaukan:

-  Order Control: Perusahaaanyang beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantunmg pada pesanan tsb.

-   Follow Control: Perusahaan yang  beroperasi untuk menghasilkan produk standar sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam jumlah besar.

b.      Tahap dalam pengendalian produksi (fungsinya)
1.      Production forecasting
Production porecasting adalah peramalan produksi untuk mengetahui jumlah dan manfaat produksi yang akan dibuat di masa yang akan datang, sehingga kalau terjadi penyimpangan akan cepat diadakan penyesuaian produksi dimas ayang akan datang.

2.      Routing
Routing adalah kegiatan untuk menetukan urutan-urutan proses dan penggunaan alat produksinya dari bahan mentah smapi menjadi produk akhir, sehingga sebelum produksi dimulai maslah sudah tercantum pada rout sheet.

3.       Schedulling.
Schedulling adalah kegiatan untuk membuat jadwal proses produksi sebagai satu kesatuan dari awal proses samapai selesai proses produksi . Scehedulling ini dilaksanakan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan setiap tahap pemrosesan sesuai dengan urutan- urutan routenya. Oleh kaena itu untuk membantu keberhasilan tahap ini lebih baik melakukan “time and mention study” sehingga dapat ditentukan stanndar hasil kerjanya.

4.      Dipatching
Dipatching adalah suatu proses untuk pemberian perin tah untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan routing dan schedulling yang dibuat.

5.      Follow up
Follow up adalah kegiatan untuk menghilangkan terjadinya penundaan/keterlambatan kerja dan mendorong terkoordinasinya pelaksaan kerja.

Pengendalian persediaan dan kualitas
a.       Pengendalian persediaan bahan baku
Bahan baku merupakan salah satu faktor pembentuk terjadinya barang jadi sehhingga segala sesuatu yang menyangkut bahan baku harus benar-benar diperhatikan. Masalah tersebut diantaranya:
-          Bagaimana  jumlah bahan baku yang tersedia  tidak kurang karena akan mengganggu jalannya proses produksi.
-          Bagaiman bahan baku agar jangan terlalu berlebihan karena merupakan pemborosan kalau terlalu lama.
-          Bagaiman agar biaya ekstra yang digunakan untuk memesan bahan baku yang  kurang

Dengan adanya pengendalian bahan baku maka perusahaan akan berusaha untuk menyediakan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi sedemikian rupa agar berjalan dengan lancar tanpa terjadi kekuarangan persediaan atau kelebihan persediaan.
Ada suatu cara untuk menentukan berapa sebenarnya jumlah bahan baku yang perlu disediakan perusahaan dengan biaya yang paling minimun (dalam arti paling menguntungkan perusahaan). Caranya adalah dengan menggunakan analisa EOQ (Economical Order Quantity). Dengan kata lain perusahaan perusahaan kan mempunyai persediaan yang paling menguntungkan jikamelakukan pemesanan yang ekonomis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi EOQ adalah sebagai berikut:

-          Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun (B)
-          Biaya pemesanan (BP)
-          Biaya penyimpanan (BS)
-          Harga bahan baku (H)

b.      Pengendalian kualiatas (Quality Control)
Pengendalian kualitas merupakan suatu proses untuk menentukan barang-barang yang rusak dan diusahan untuk dikurangi serta mempertahankan barang-barang yang sudah baik kemudian mengontrol agar hasil produksi di waktu yang akan datang tidak lagi mengalami penurunan kualitas atau kerusakan.
Jika pengendalian proses baik maka perusahaan akan beruntung karena mempunyai andil dalam meminimunkan biaya proses produksi sebagai berikut:
-          Menentukan standar kualitas baik dalam hal ukuran, daya tahan, warna, bentuk, harga dsb dengan memakai peralatan yang standar.
-          Mencari pemeriksa atau controler yang mempunyai kecakapan yang dibutuhkan baik mengenai pemakaian peralatan maupun pemeliharaannya.
-          Tujuan pengendalian kualaitas adalah untuk meminimunkan biaya proses produksi sehingga dananya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih produktif.

Pengendaian Biaya dan Pemeliharaan
a.       Pengendalian biaya produksi
Pengendalian biaya produksi dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya volume penjualan yang menghasilkan keuntungan, kerugian atau hanya cukup untuk menutup biaya total yang telah dikeluarkan perusahaan.
Denga meneliti lebih cermat biaya-biaya apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi maka dapat dianalisa beberapa volume penjualan yang terjual diperusahaan tersebut beserta pendapatan yang diperoleh dari hasil  penjualan tersebut.
Carang yang digunakan untuk menganalisis seluruh biaya yang diperlukan dan berapa pendapatan yang diterima perusahaan beserta hasilkeuntungan yang diperoleh perusahaan dapat dipakai rumus sebagai berikut:

                  FC
BEP = --------------------
                  P  - V
Dimana:
BEP (Q)    : jumlah unit yang duhasilkan (hasil yang didapatkan                                      perusahaan hanya cukup untuk menutup biaya                                                keseluruhan)
FC             : Biaya tetap (Fixec Cost)
V               : Variabel Cost (biaya variabel)

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang diproduksikan dan dpat berubah persatuan dalam batas range tertentu. Contoh: gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan gedung, depresiasi, bunga, sewa dll
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung oleh jumlah barang yang diproduksi perusahaan, secara keseluruhan jumlah totalnya berubah tetapi per satuan unitnya tetap. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung, biaya bahan penolong dsb.

b.      Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi
Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi dilakukan dalam rangka mempertahankan tingkat produktivitas mesin dan peralatan lainnya. Untuk menunjang kegiatan ini perlu disusun jadwal rutin mengenai saat pemeliharaan sesuai dengan kemampuan tenaga kerja bagian servis tetapi jangan smpai baru diperiksa kalau sudah mengalami keruskan berat. Jadi pemeliharaan ini merupakan usaha pencegahan (pretentif), jangan smapai suatu mesin sudah rusak berat pada saat dilakukan pem,periksaan.
Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi membutuhkan dana yang besar karena biasanya menyangkut mesin dan peralatan operasi kegiatan perusahaan dimana dana yang diinvestasikan tersebut berjumlah besar dan jangkla waktu pengembaliannya relatif lama.
Kapan suatu mesin perlu diganti atau hanya cukup dipelihara saja, ini biasaya tergantu pada kerusakannya dan hasil kualitas produksi yang diproduksinya apakah mempunyai standar kualitas yang sama atau tidak serta bagaiman dilihat dari sudut untung ruginya (secara ekonomis) apakah lebih menguntungkan diperbaiki sja atau diganti mesin/peralatan yang baru.
Jadi kegiatan perusahaan ini sangat tergantung pada pertimbanga-pertimbangan:
-          Dana yang tersedia pada perusahaan.
-          Kebijaksanaan yang diambil perusahaan
-          Standar kualitas pproduk
-          Kemampuan tenaga kerja bagian servis, dsb

11.              PENGENDALIAN KUALITAS
Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan cara memonitor keluaran (output), membandingkan dengan standart standart, menafsirkan perbedaan perbedaan dan mengambil tindakan untuk menyesuaikan kembali proses proses itu sehingga sama / sesuaidengan standar (Buffa 1999 : 109). Pengendalian merupakan kegiatanyang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasiyang dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan tercapai.
Hal ini timbul dari sikap konsumen yang menginginkanbarang dengan kualitas yang terjamin dan semakin ketatnya persaingan antara perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu pihak perusahaan perlu mengambil kebijaksanaan untuk menjaga kualitas produknya agar diterima konsumen dan dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan lain serta dalam rangka menunjang program jangka panjang perusahaan yaitu mempertahankan pasar yang telahada atau menambah pasar perusahaan. Ada pun hal tersebut dapat dilakukan melalui pengendalian kualitas.
A.    Beberapa pengertian kualitas antara lain:
1.      Kualitas merupakan suatu kondisi yang berhubungan denganproduk dan jasa manusia, proses dan lingkungan yang memenuhiatau melebihi harapan (Tjiptono, 2001 :4)
2.      Kualitas merupakan totalitas bentuk dan karakteristik barang / jasayang menunjukkan kemampuannya untuk memutuskan kebutuhankebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi (Render,2001:92)
3.      Kualitas merupakan jumlah dari atribut atau sifat-sifat sebagaimanadideskripsikan didalam produk produk yang bersangkutan(Ahyari,1990 : 238).

B.     Ada beberapa pengertian pengendalian kualitas :
1.Pengendalian kualitas adalah suatu aktifitas untuk menjaga danmengarahkan agar kualitas produk perusahaan dapatdipertahankan sebagaimana telah direncanakan (Ahyari,1990 :239)
2.Pengendalian kualitas adalah merencanakan dan melaksanakancara yang paling ekonomis untuk membuat sebuah barang yangakan bermanfaat dan memuaskan tuntutan konsumen secaramaksimal (Assauri,1999 : 18)
3 .Pengendalian kualitas merupakan alat penting bagi manajemenuntuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan,mempertahankan kualitas, yang sudah tinggi dan mengurangin jumlah barang yangb rusak (Reksohadiprojo, 2000 :245).Jadi dapat disimpulkan pengendalian kualitas adalah aktivitasuntuk menjaga, mengarahkan, mempertahankan dan memuaskantuntutan konsumen secara maksimal.

Faktor-Faktor Mendasar Yang Mempengaruhi Kualitas:
Kualitas produk secara langsung dipengaruhi oleh 9 bidang dasar atau 9M.Pada masa sekarang ini industri disetiap bidang bergantung pada sejumlahbesasr kondisi yang membebani produksi melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode sebelumnya. (Feigenbaum,1992; 54-56)
1.       Market (Pasar)
Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir setiap kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta danmemperoleh produk yang lebih baik memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan. Dengan bertambahnya perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan mendunia. Akhirnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.
2.       Money (Uang)
Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada waktu yang bersamaan, kebutuhan akan otomasi dan pemekanisan mendorong pengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan yang baru. Penambahan investasi pabrik, harus dibayar melalui naiknya produktivitas, menimbulkan kerugian yang besar dalam memproduksi disebabkan oleh barang afrikan dan pengulangkerjaan yangsangat serius.
3.       Management (manajemen).
Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara beberapa kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi perencanaan produknya, harus membuat persyaratan produk. Bagian perancangan bertanggung jawab merancang produk yang akan memenuhi persyaratan. Bagian produksi mengembangkan dan memperbaiki kembali prose suntuk memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi rancangan. Hal ini telah menambah beban manajemen puncak, khususnya bertambahnya kesulitan dalam mengalokasikan tanggung jawabyang tepat untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas.
4.      Men(Manusia).
Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan penciptaanseluruh bidang baru seperti elektronika computer menciptakan suatu permintaan yang besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus. Pada waktu yang sama situasi ini menciptakan permintaan akan ahli teknik sistem yang akan mengajak semua bidang spesialisasi untuk bersama merencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai sistem yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan.
5.      Motivation (Motivasi).
Penelitian tentang motivasi manusia menunjukkan bahwa sebagai hadiah tambahan uang, para pekerja masa kini memerlukan sesuatu yang memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan bahwa mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas tercapainya sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing kearah kebutuhan yang tidak ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas.
6.      Material (bahan)
Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahliteknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari padasebelumnya. Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar.
7.      Machine and Mecanization(Mesin dan Mekanise)
Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan perlengkapan pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas bahan yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut.
8.Modern Information Metode(Metode Informasi Modern)
Evolusi teknologi komputer membuka kemungkinan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi yang baru ini menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan prosesselama proses produksi dan mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke konsumen.
9.Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi)
Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk, memerlukanpengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan produk.Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk menekankan pentingnya keamanan dan keterandalan produk.
A.          Dimensi Kualitas
Ada 8 dimensi kualitas yang dikembangkan Garvin dan dapatdigunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis terutamauntuk produk manufaktur. Dimensi tersebut adalah: (Tjiptono, 2001: 27)
1.Kinerja : karakteristik dari produk inti.
2.Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan: karakteristik sekunder ataupelengkap.
3.Kehandalan : kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagaldipakai.
4.Kesesuaian dengan spesifikasi: sejauhmana karakteristik desain danoperasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5.Daya tahan: berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapatdigunakan.
6.Service Ability: meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan mudahdireparasi, penanganan keluhan yang memuaskan
7.Estetika: daya tarik produk terhadap panca indra.
8.Kualitas yang dipersepsikan: citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
B.     Pendekatan Pengendalian Kualitas
Untuk melaksanakan pengendalian didalam suatu perusahaan maka manajemen perusahaan perlu menerapkan melalui apa pengendalian kualitas tersebut akan dilakukan. Hal ini disebabkan oleh faktor yang menentukanatau berpengaruh terhadap baik dan tidaknya kualitas produk perusahaanakan terdiri dari beberapa macam misal bahan bakunya, tenaga kerja, mesin dan peralatan produksi yang digunakan, dimana faktor tersebut akan mempunyai pengaruh yang berbeda, baik dalam jenis pengaruh yang ditimbulkan maupun besarnya pengaruh yang ditimbulkan. Dengan demikian agar pengendalian kualitas yang dilaksanakan dalam perusahaan tepat mengenai sasarannya serta meminimalkan biaya pengendalian kualitas, perlu dipilih pendekatan yang tepat bagi perusahaan. (Ahyari, 1990:225-325)
C.          Pendekatan Bahan Baku
Didalam perusahaan umumnya baik dan buruknya kualitas bahan baku mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas produk akhir,bahkan beberapa jenis perusahaan pengaruh kualitas bahan baku yang digunakan untuk pelaksanakan proses produksi sedemikian besar sehungga kualitas produk akhir hampir seluruhnya ditentukan olehbahan baku yang digunakan. Bagi beberapa perusahaan yang memproduksi suatu produk dimana karakteristik bahan baku akanmenjadi sangat penting di dalam perusahaan tersebut.
D.    Pendekatan Proses Produksi
Pada beberapa perusahaaan proses produksi akan lebih banyak menentukan kualitas produk akhir. Artinya di dalam perusahaan meskipun bahan baku yang digunakan untuk keperluan proses produksi bukan bahan baku dengan kualitas prima, namun apabila proses produksi diselenggarakan dengan sebaik baiknya maka dapat diperoleh produk dengan kualitas yang baik pula. Pengendalian kualitas produk yang dihasilkan perusahaan tersebut lebih baik bila dilaksanakandengan menggunakan pendekatan proses produksi yang disesuaikandengan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Padaumumnya pelaksanaan pengendalian kualitas proses produksi di dalamperusahaan dipisahkan menjadi 3 tahap:
a)Tahap Persiapan.
b)Tahap Pengendalian Proses.
c)Tahap Pemeriksaaan Akhir.
E.     Pendekatan Produk Akhir
Pendekatan produk akhir merupakan upaya perusahaan untuk mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya dengan melihat produk akhir yang menjadi hasil dari perusahaan tersebut. Dalam pendekatan ini perlu dibicarakan langkah yang diambil untuk dapat
mempertahankan produk sesuai dengan standar kualitas yang berlaku Pelaksanaan pengendalian kualitas dengan pendekatan produk akhir dapat dilakukan dengan cara memeriksa seluruh produk akhir yang akan dikirimkan kepada para distributor atau toko pengecer. Dengan demikian apabila ada produk yang cacat atau mempunyai kualitas dibawah standar yang ditetapkan maka perusahaan dapat memisahkan produk ini dan tidak ikut dikirimkan kepada para konsumen.
12.              PENGENDALIAN PERSEDIAAN (INVENTORY CONTROL)
Pengendalian persediaan adalah keseimbangan biaya versus keuntungan terkait dengan memiliki barang di tangan.
Mengendalikan persediaan (inventory control) berarti menjaga biaya keseluruhan yang terkait persediaan dengan memiliki persediaan sedikit mungkin tanpa menimbulkan masalah. Inventory control kadang-kadang disebut juga stock control. Pengendalian persediaan merupakan bagian yang penting dalam bisnis. Mengendalikan persediaan dengan baik adalah menjaga keseimbangan setiap waktu dengan memiliki persediaan yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan. Jumlah persediaan yang besar akan menimbulkan biaya yaitu biaya penyimpanan persediaan sehingga keuntungan perusahaan pun berkurang. Selain itu, barang juga dapat rusak jika tidak disimpan dengan baik.
Namun perusahaan juga akan memiliki masalah jika jumlah persediaan yang disimpannya sangat sedikit. Masalahnya adalah kekurangan barang untuk dijual kepada konsumen. Hal ini tentunya tidak diinginkan oleh perusahaan dalam bisnis mereka. Bahkan perusahaan besar pun dapat kehabisan produk tertentu dari waktu ke waktu ketika penjualan lebih besar dari apa yang mereka perkirakan. Hal ini dapat menyebabkan kerugian karena tidak ada persediaan yang tersedia untuk dijual ke konsumen. Dengan sistem pengendalian persediaan yang baik, perusahaan dapat meminimalkan kekurangan persediaan barang. Sebagian besar perusahaan berharap mereka tidak memiliki kekurangan persediaan dengan jumlah yang besar dan juga tidak harus terlalu banyak menimbun persediaan.
Hal yang penting dalam pengendalian persediaan adalah titik pemesanan kembali (re-order). Perusahaan harus menghitung waktu pemesanan terbaik untuk meminimalkan masalah-masalah yang telah diuraikan sebelumnya.  Melakukan pemesanan terlalu cepat dapat menyebabkan kas perusahaan berkurang dan tidak dapat digunakan untuk hal lain, padahal persediaan masih ada bahkan kelebihan persediaan. Di sisi lain, pemesanan yang lama mengakibatkan kekurangan bahkan kehabisan persediaan untuk dijual ke konsumen. Dalam hal pemesanan kembali, perusahaan perlu mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan dalam pengiriman barang dan juga jumlah pemesanan untuk barang tertentu (batch).
Pengendalian persediaan adalah proses yang berkelanjutan. Perusahaan dapat membuat perkiraan yang baik mengenai jumlah produk tertentu yang akan mereka jual, namun terkadang perusahaan mengalami kesalahan perkiraan dari waktu ke waktu. Hal tersebut tidak dapat dihindari. Seiring dengan kejadian tersebut, perusahaan akan semakin berpengalaman dalam mengendalikan persediaan barang.
Perusahaan yang sudah mapan dan maju biasanya sudah bisa mengatur manajemen persediaan untuk menunjang barang dan jasa yang mereka jual kepada perusahaan. Kadang jika perusahaan itu tidak bisa mengatur persediaannya entah itu produk mereka sendiri atau barang setengah jadi dan barang mentah kadang juga bisa menghambat proses dari pembuatan barang tersebut atau kadang juga bisa menghambat pelaksanaan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Inilah mengapa manajemen persediaan atau Inventory Management itu penting.
Persediaan
Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau persediaan untuk dijual kembali dan untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan terdiri dari :
  • Persediaan alat – alat kantor, adalah persediaan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Misal alat tulis,kertas, tinta printer.
  • Persediaan bahan baku, adalah item yang dibeli dari para Supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini yang akan diproses atau dioleh sehingga menjadi produk barang  jadi. misalnya untuk industri mebel membutuhkan persediaan bahan baku berupa kayu jati dan rotan.
  • Persediaan barang dalam proses, adalah bagian dari produk akhir tetapi masih dalam proses pengerjaan karena masih menunggu item yang lain untuk diproses. Misalnya dalam industri makanan roti persediaan dalam proses berupa adonan roti dari beberapa bahan yang nantinya siap dimasak untuk menjadi roti.
  • Persediaan barang jadi, adalah persediaan produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atau disimpan yang menjadi inti proses dari perusahaan.  Misalnya dalam industri mobil itu meliputi mobil itu sendiri.
Manajemen Persediaan atau inventory management
Manajemen Persediaan atau inventory management  merupakan salah satu aset penting dalam perusahaan.  Perencanaan dan pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus dari manajemen perusahaan. Karena pemborosan terjadi didalam persediaan. Namun jika tidak dipenuhi maka bisa menghambat produksi barang atau jasa.
Mengendalikan persediaan atau inventory management yang tepat bukanlah hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya dana yang dikeluarkan terlalu besar, meningkatnya biaya penyimpanan (seperti biaya pegawai, Biaya operasional pabrik, biaya gedung, dll) dan resiko kerusakan barang yang lebih besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit mengakibatkan resiko terjadinya kekurangan persediaan ( stock out ) karena seringkali barang persediaan tidak dapat didatangkan secara mendadak yang menyatakan terhentinya proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan.
Kenapa kita harus mengadakan persediaan barang? 
Mengapa kita mengadakan  persediaan barang mulai dari bentuk bahan mentah sampai barang  jadi adalah
1.      Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang – barang atau bahan – bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2.      Menghilangkan resiko dan material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3.      Menumpuk bahan – bahan yang dihasilkan secara musiman, sehingga dapat digunakan bila bahan tidak ada di pasaran.
4.      Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin lancarnya arus produksi.
5.      Penggunaan mesin yang optimal.
6.      Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan perlanggan disuatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang yang dibutuhkan pelanggan.
7.      Membuat pengadaan atau produksi tidak sesuai dengan penggunaan atau penjualnya.
Oleh karena manajemen persediaan itu penting. Untuk manajemen persedian sekarang ini sudah harus terintegrasi dengan pemasaran dan dengan top manajemen.  Istilah Just In time dalam Manajemen perusahaan bukan berarti mentiadakan persediaan atau inventory namun Persediaan tersebut dibuat seminimal mungkin sehingga tidak ada pemborosan pemborosan yang ada disitu.

Yang harus diperhatikan dalam manajemen persediaan adalah :

1.      waktu kedatangan barang yang akan dipesan kembali.  Jika barang waktu yang dipesan cukup lama pada periode tertentu maka persediaan barang tersebut harus disesuaikan hingga barang tersebut ada setiap saat hingga barang yang dipesan selanjutnya ada.
2.       Berapa kuantitas jumlah barang yang akan disimpan. Jumlah kuantitas barang yang dipesan harus disesuaikan karena jika terlalu banyak akan terjadi pemborosan namun jika terlalu sedikit akan menimbullkan terhenti proses produksi.
3.      Perhatikan juga safety stock atau persediaan pengamanan.  yaitu persediaan buat jaga jaga (buffer) jika terjadi sesuatu hal yang menghambat terjadinya waktu pembeliaan sehingga stock barang persediaan masih ada untuk beberapa waktu ke depan.



BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan kepada upaya-upaya pengaturan yang sifatnya dapat menambah atau menciptakan kegunaan (utility) dari suatu barang atau mungkin jasa. Banyaknya Proses Produksi menurut fungsinya masing-masing. Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya.

B.                 Saran
untuk mejalankan semua proses produksi, kita harus mengetahui dampak positif dan negatif. Maka perlunya pengawasan untuk para petinggi perusahaan dalam memproduksi suatu barang dan lainnya diharapkam menggunakan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
DAFTAR PUSTAKA

Nila Sari dan Sri Wiludjeng,2006,Pegantar Bisnis,Cetakan Pertama,Graha Ilmu,Yogykarta.
Andriyanto, Yongki. 2008. Hasil Tugas akhir. CV. Gambang Emas, Yogyakarta
Gruvin.2005. Pengertian Kualitas. Surabaya.
Gasperz. 1998. Pengertian SPC. Jakarta.
Assauri, Sofjan. 2008. Managemen produk dan oprasi. Vakultas Ekonomi indonesi:  Jakarta.
Nasution, A.H. 2003. Perencanaan dan pengendalian produk. Guna Wijaya Surabaya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar